Polisi Sarankan Aksi Tandingan Reuni 212 Ditunda Pelaksanaannya

Aksi yang dia beri nama Kontemplasi 212 itu disebut akan menandingi reuni aksi 212.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Nov 2018, 19:47 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2018, 19:47 WIB
Gelar Reuni Akbar 212, Jutaan Muslim Banjiri Kawasan Monas
Massa aksi Reuni 212 membanjiri kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (2/12). Panitia penyelenggara mengatakan Reuni Akbar 212 dihadiri oleh sekitar 7 juta umat Islam dari berbagai daerah baik dalam maupun luar Ibu Kota. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Polda Metro Jaya mengaku telah menerima surat akan digelarnya aksi tandingan reuni 212 bertajuk Kontemplasi 212, yang akan digelar bersamaan dan di tempat yang sama di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Kontemplasi ini digawangi Kapitra Ampera.

"Memang ada surat masuk, ada pemberitahuan. Acara yang diinisiasi oleh Pak Kapitra yang berkaitan dengan hal yang sama dan di tempat yang sama," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Jumat (30/11/2018).

Atas aksi itu, pihak intelijen menyarankan agar aksi tersebut ditunda. Hal ini hanya sebatas saran.

"Kita menyarankan untuk ditunda. Setelah intelijen ada pemberitahuan, yang akan melihat seperti apa. Dari intelijen menyarankan kepada panitia untuk ditunda pelaksanaannya," kata Argo.

Sebelumnya, salah satu mantan pemimpin aksi 212, Kapitra Ampera mengatakan juga akan menggelar aksi pada Minggu 2 Desember mendatang. Aksi yang dia beri nama Kontemplasi 212 itu disebut akan menandingi reuni 212.

Hal itu disampaikan calon legislatif dari PDIP tersebut mewakili Forum Silaturahmi saat mengirim surat pemberitahuan ke Polda Metro Jaya.

"Kami ingin mengatakan bahwa kami keberatan aksi itu diselenggarakan. Kami sudah mengajukan surat kepada Kepolisian RI melalui Direktorat Intelkam Polda Metro juga mengadakan aksi yang sama, aksi Kontemplasi 212," kata Kapitra di Polda Metro Jaya, Rabu (28/11/2018).

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Milik Komunitas Islam

Mantan kuasa hukum Habib Rizieq Syihab ini menegaskan, seharusnya aksi 212 menjadi wadah milik komunitas Islam. Bukan tempat sekelompok orang yang mendukung pasangan calon presiden tertentu.

"Kami yang terdiri dari para habib, ulama, ustaz dan aktivis 212, bahwa 212 adalah milik komunitas Islam, bukan milik sekelompok orang sehingga tidak ada yang berhak mengklaim 212 adalah milik satu atau beberapa orang, tapi milik semua," tegas Kapitra.

Reporter: Ronald

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya