Merapi Keluarkan Lava Pijar, Sri Sultan Minta Warga Tak Usah Takut

Sultan berharap masyarakat Yogyakarta bisa ikhlas menerima kondisi Gunung Merapi. Menurutnya adalah hal wajar jika Merapi kembali beraktivitas.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Des 2018, 13:04 WIB
Diterbitkan 18 Des 2018, 13:04 WIB
Gunung Merapi Meletus
Gunung Merapi memuntahkan abu vulkanik terlihat di Cangkringan, Yogyakarta, (1/6). Gunung Merapi kembali meletus mengeluarkan abu mencapai ketinggian sekitar 6 kilometer (4 mil) dan berlangsung dua menit. (AP Photo/Slamet Riyadi)

Liputan6.com, Yogyakarata - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta masyarakat Yogyakarta tidak takut terhadap perkembangan aktivitas Gunung Merapi saat ini.

Sebelumnya, pukul 19.00 WIB, Minggu 16 Desember, Gunung Merapi meluncurkan lava pijar sejauh 300 meter ke arah hulu Kali Gendol dengan intensitas guguran yang masih rendah.

"Kalau takut ya keluar saja dari Yogyakarta. Saya kira Merapi tidak perlu dianggap sebagai sesuatu yang membahayakan sehingga masyarakat itu ada rasa was-was, panik, dan sebagainya, jangan," kata Sultan di Kompleks Kantor Kepatihan, Yogyakarta, Senin, 17 Desember 2018, seperti dilansir dari Antara.

Dia berharap masyarakat Yogyakarta bisa ikhlas menerima kondisi Gunung Merapi. Aktivitas vulkanis Merapi adalah hal wajar, karena merupakan salah satu gunung teraktif di dunia.

"Merapi itu sudah rutin, 4 tahun sekali punya aktivitas karena Merapi itu salah satu gunung teraktif di dunia," kata dia.

Jadi yang perlu dilakukan oleh masyarakat selanjutnya melakukan upaya antisipasi dan membangun kewaspadaan bila sewaktu-waktu terjadi letusan.

"Karena letusan lava itu hanya mengalir ke bawah, ya bagaimana yang dekat dengan Merapi di lereng Merapi mewaspadai," tambah Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Namun, Sultan tetap meyakini, masyarakat di kawasan lereng Gunung Merapi telah memiliki kesiapsiagaan. Jika Merapi mengalami erupsi dan kondisi dirasa berbahaya mereka bisa bergegas pergi mengungsi.

Guguran Lava Merapi Masih Berpotensi Terjadi

Gunung Merapi kembali meletus pada Jumat pagi (1/6/2018)
Gunung Merapi kembali meletus pada Jumat pagi (1/6/2018) (foto: BNPB)

Sementara itu, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida di Yogyakarta, Senin, 17 Desember kemarin mengatakan, guguran itu masih berpotensi muncul selama masih ada pertumbuhan kubah lava di gunung teraktif di Indonesia itu.

"Selama kubah lava masih tumbuh, guguran masih akan terjadi," kata Hanik.

Kendati terjadi guguran lava, Hanik meminta masyarakat di sekitar lereng Gunung Merapi, khususnya yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa dengan terus mengikuti perkembangan informasi dari BPPTKG.

Berdasarkan Laporan Aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan 7-13 Desember yang dirilis BPPTKG menyebutkan, bahwa kubah lava masih stabil dengan laju pertumbuhan yang masih rendah. Volume kubah lava per 13 Desember 2018 sebesar 350.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan rata-rata 2.200 meter kubik per hari.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya