Datangi Suku Baduy, PDIP: Bukan Sekedar Urusan Suara Pemilu 2019

Sejumlah petinggi PDIP menggelar silaturahmi dengan masyarakat Suku Baduy.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 21 Des 2018, 01:07 WIB
Diterbitkan 21 Des 2018, 01:07 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan kader PDIP di sela Safari Politik Kebangsaan IV, di Lebak, Banten.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan kader PDIP di sela Safari Politik Kebangsaan IV, di Lebak, Banten. (Liputan6.com/ Muhammad Radityo Priyasmoro)

Liputan6.com, Banten - Sejumlah petinggi PDIP menggelar silaturahmi dengan masyarakat Suku Baduy. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengaku, pertemuan dilakukan bukan karena soal urusan suara Pemilu semata.

"Di sini bukan urusan suara. Tapi ada jauh lebih penting yakni bagaimana Indonesia harus belajar merawat lingkungan ini (Baduy). Masyarakat kita bersama," kata Hasto di Baduy Luar, Banten, Kamis sore (20/12/2018).

PDIP, lanjut Hasto, memiliki ikatan emosional mendalam dengan Suku Baduy. Saking dekatnya, mereka memilki panggilan khusus untuk Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, yaitu Ibu Gede.

"Ibu Gede itu bagi mereka ibu yang dihormati. Kan beberapa kalau ada utusan Puun (Kepala Suku Baduy) ketemu Ibu Mega, mereka menyebut Ibu Gede, yang komunikasinya dengan kebatinan, mata hati," jelas Hasto.

Perwakilan Suku Baduy, Kepala Desa Kanekes Djaro Saija mengapresiasi atas silaturahmi ini. Mereka juga berterimakasih atas hak ulayat yang terus terjaga dari zaman Megawati hingga di zaman Jokowi.

"Jadi kami berterima kasih karena Pak Hasto dan Pak Djarot menyempatkan diri berkunjung ke Baduy. Jasa Megawati saat menjabat sebagai presiden yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 32 Tahun 2001 Tentang Perlindungan Atas Hak Ulayat Baduy bisa tersebut masih terjaga," kata Djaro.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Hak Ulayat Diperluas

Djaro berharap hak ulayat yang saat ini mencakup kawasan hak tanah ulayat masyarakat Baduy di Desa Kanekes seluas 5.101 hektare, di antaranya seluas 3.000 hektare terdapat hutan lindung ini dapat diperluas demi kemaslahatan dan pelestarian terjaga dari warga Baduy itu sendiri.

"Saya rasakan sudah terbentuk Perda itu perjuangna Ibu Mega dulu kami banyak terima kasih, dan berharap, agar ada perluasan lahan pertanian bagi masyarakat suku Baduy yang berada di lereng Gunung Kendeng, Kecamatan Leuwidamar," Djaro menyudahi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya