5 Langkah Politik TGB Sebelum Berlabuh ke Golkar

Tak tanggung-tanggung dua jabatan peting langsung di dapuk TGB di Partai Golkar Airlangga Hartanto ini.

oleh Maria FloraLiputan6.com diperbarui 22 Des 2018, 08:33 WIB
Diterbitkan 22 Des 2018, 08:33 WIB
Diduga Terima Gratifikasi, Begini Ekspresi TGB Zainul Majdi
Ekspresi mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), TGB Muhammad Zainul Majdi saat konferensi pers klarifikasi pemberitaan di Jakarta, Rabu (19/9). TGB diduga menerima gratifikasi terkait saham PT Newmont Nusa Tenggara. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat(NTB) Muhammad Zainul Majdi atau yang akrab disapa Tuanku Guru Bajang (TGB) resmi melabuhkan hatinya pada partai berlambang pohon beringin atau Golkar. Hal tersebut diputuskan dalam rapat pleno yang digelar DPP Partai Golkar, Rabu malam, 19 Desember 2018.

"Kebetulan kami kemarin malam rapat pleno. Dua hari inilah rapat. Kemudian diumumkan oleh Ketum (Airlangga Hartarto), bahwa TGB akan bergabung dengan partai Golkar. Artinya baru kemarin dapat informasi," ucap Sekretaris Jenderal Golkar Lodewijk F Paulus di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis, 20 Desember kemarin.

Tak tanggung-tanggung dua jabatan peting langsung di dapuk TGB di partai besutan Airlangga Hartanto ini. Yaitu Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Bidang Keumatan dan Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) legislatif dan Presiden.

Lantas apa yang membuat mantan Gubernur NTB ini menjatuhkan pilihan pada partai beringin? Menurut TGB, Golkar adalah partai tengah yang memiliki nilai-nilai teknokrasi yang kokoh.

"Posisi yang berada ditengah-tengah sangat penting termasuk dalam pola berpikir dalam mencari solusi agar tidak konfrontatif," ungkap Zainul Majdi.

Bergabungnya TGB dengan Partai Golkat disambut baik oleh sejumlah pihak. Salah satunya dari Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Berikut arah politik seorang Tuan Guru Bajang sebelum melabuhkan pilihannya pada Partai Golkar:

1. Jadi Ketua DPD Partai Demokrat di NTB

Gubernur TGB Zainul Majdi Galang Dana untuk Lombok dan Sumbawa
Gubernur NTB, TGB Muhammad Zainul Majdi memberi sambutan pada acara penggalangan dana untuk Lombok-Sumbawa di Jakarta, Jumat (14/9). Acara tersebut bersamaan dengan peluncuran buku TGBNomics. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Pada Pilgub 2013, cucu dari TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid ini menjadikan Partai Demokrat sebagai kendaraan politiknya.

Meski sebagai pendatang baru di partai berlambang mercy ini, TGB terpilih secara aklamasi menjadi Ketua DPD Partai Demokrat di Mataram.

Setelah banyak memberikan kontribusi, Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi memilih mundur dari partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Saya sudah mundur (dari Demokrat)," ujar TGB Zainul Majdi dalam pesan singkatnya kepada Liputan6.com, Senin, 23 Juli 2018.

Pengunduran tersebut disampaikan lewat surat yang ditujukan langsung kepada Ketua Umum Partai Demokrat.

TGB sempat berujar bahwa keputusannya tersebut merupakan keputusan pribadi dan tidak ada intervensi dari pihak manapun.

Dia sempat membantah jika pengunduran dirinya mendapatkan teguran dari SBY terkait dengan keputusannya mendukung Jokowi di Pilpres 2019.

Isu tersebut sempat membuat hubungan antara Demokrat dan TGB kian renggang.

 

2. Jadi Ketua Timses Prabowo Subianto

Gubernur TGB Zainul Majdi Galang Dana untuk Lombok dan Sumbawa
Gubernur NTB, TGB Muhammad Zainul Majdi memberi sambutan pada acara penggalangan dana untuk Lombok-Sumbawa di Jakarta, Jumat (14/9). Acara tersebut juga diikuti lelang barang-barang TGB dan Atlet Indonesia. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Setelah mengundurkan diri dari Partai Demokrat, Muhammad Zainul Majdi sempat menjadi tim pemenangan Prabowo-Hatta pada 2014. Saat itu TGB menjabat sebagai ketua pemenangan Prabowo-Hatta di wilayah NTB.

Pria kelahiran 31 Mei 1972 ini kemudian kembali ditunjuk menjadi Ketua Tim Pemenangan Prabowo di Pilpres 2019.

Meski dipilih kembali menjadi tim pemenanan Prabowo, TGB lebih mendukung Jokowi untuk kembali menjadi Presiden. Dia menilai Jokowi tipe pemimpin pekerja keras.

"Suatu transformasi enggak cukup hanya 5 tahun, ketika periodisasi maksimal 10 tahun. Saya rasa sangat fair kita beri kesempatan Beliau untuk kembali melanjutkan," ucap TGB.

3. Dukung Jokowi

Diduga Terima Gratifikasi, Begini Ekspresi TGB Zainul Majdi
Ekspresi mantan Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi saat konferensi pers klarifikasi pemberitaan di Jakarta, Rabu (19/9). Dugaan dana gratifikasi untuk TGB mengalir melalui sejumlah rekening bank miliknya. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Kemantapan hati seorang Tuan Guru Bajang untuk mendukung Jokowi kembali memimpin di periode kedua berawal dari tahun lalu. Jokowi kala itu tengah melakukan kunjungan kerja keempat kalinya ke NTB.

TGB mengaku saat itu dia menyampaikan harapan serta apresiasinya atas kerja Presiden Jokowi yang dilakukan dari Sabang hingga Merauke untuk memberikan kesejahteraan pada masyarakat Indonesia.

"Bapak Joko Widodo ini relevan untuk kebutuhan Indonesia. Berorientasi pada hasil dan berusaha membuat terobosan-terobosan," kata TGB.

Alasan kedua, untuk keberlanjutan kepemimpinan. TGB berharap seluruh terobosan-terobosan yang dilakukan Presiden Jokowi dapat dilaksanakan hingga tuntas.

 

4. Sempat Diisukan ke Nasdem

Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi
Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi meyakinkan Lombok sudah aman dikunjungi pasca gempa. (Instagram @tuangurubujang)

Sebelum bergabung dengan Partai Golkar, Zainul Majdi sempat disebut masuk Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Ketua Umum Surya Paloh tidak mengakui secara detail kebenaran informasi tersebut.

Dia hanya mengatakan akan tetap membangun komunikasi politik dengan TGB meski berbeda aliran politik.

"Saya berikan kesempatan, kebebasan ke Pak TGB karena dia berhak menentukan arah politiknya. Yang penting bagi kita kemampuan dan kesadaran kita. Indonesia memerlukan para pejuang-pejuang yang memang memiliki komitmen tetap dengan ideologi," ujar Surya di kantor DPP Nasdem, Jakarta Pusat, Kamis (20/12/2018).

Dia menambahkan, sekalipun berbeda kendaraan partai dalam berpolitik Surya Paloh mengatakan hal tersebut tidak perlu dipermasalahkan.

"Jadi enggak masalah lah itu," ucap dia.

5. Berakhir ke Partai Golkar

Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi
Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi (Instagram @tuangurubajang)

Bagi mantan Gubernur NTB ini, menjadi kader baru di partai berlambang beringin dianggap sebagai sebuah dakwah yang harus dilakukan sebagai umat muslim.

"Alhamdulillah saya bersyukur dan berterima kasih atas diterimanya saya. Dan bagi saya di manapun berada, sebagai seorang muslim, saya maknakan sebagai dakwah," ujar TGB, Kamis, 21 Desember 2018.

Atas tugas barunya itu, TGB yang merupakan mantan kader Demokrat menyatakan akan berikhtiar dan terus meminta arahan senior-seniornya di Golkar.

Dia meyakini dengan arahan Ketua Umum Golkar sekaligus Ketua Bappilu Airlangga Hartarto, Golkar dapat meraih dua besar dalam Pemilu 2019.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto menghargai atas semua rekam jejak TGB.

"Pak TGB adalah tokoh yang sudah matang, dengan demikian bisa langsung tancap gas, tidak perlu penyesuaian lagi," ujar Airlangga.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya