Waspada, Ini 7 Wilayah Pesisir yang Akan Dipengaruhi Supermoon

Fenomena supermoon dapat menyebabkan pasang maksimum air laut di Indonesia.

oleh Maria Flora diperbarui 19 Jan 2019, 19:51 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2019, 19:51 WIB
Proses Terjadinya Gerhana Bulan
Fase gerhana bulan "super blue blood moon" terlihat di atas langit Jakarta, Rabu (31/1). Ini merupakan fenomena langka karena bulan menunjukkan tiga fenomena sekaligus, yaitu supermoon, blue moon, dan gerhana bulan. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan fenomena supermoon akan terjadi pada hari ini, Sabtu (19/1/2019) hingga 22 Januari 2019.

Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir untuk waspada. Karena fenomena supermoon dapat menyebabkan kondisi pasang air laut di Indonesia berada pada titik maksimum. 

Adapun masyarakat yang wajib waspada pada 19-22 Januari 2019 ini adalah yang berada di pesisir utara DKI Jakarta, pesisir utara Jawa Tengah, pesisir utara Jawa Timur, pesisir Cilacap, pesisir Tanjung Benoa Bali, pesisir Kalimantan Barat, dan pesisir Makassar Sulawesi Selatan.

"Selain dapat mempengaruhi kondisi pasang air laut, fenomena supermoon dapat berdampak pada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam dan perikanan darat serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan," ungkap BMKG pada akun Instragramnya seperti dikutip Liputan6.com.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Supermoon Tidak Berdampak Pesisir Selatan Yogyakarta

20161114-Romantisme Supermoon di Bali-Indonesia
Warga mengamati keindahan supermoon yang terlihat di atas Pantai Sanur, Bali, Senin (14/11). Fenomena ini terjadi saat bulan mencapai titik terdekat dengan bumi dan merupakan fenomena supermoon terbesar dalam 68 tahun terakhir. (SONNY TUMBELAKA/AFP)

Sementara itu, kenaikan pasang air laut akibat supermoon diperkirakan tidak akan berdampak signifikan terhadap kenaikan pasang air laut di pesisir selatan Yogyakarta.

"Ada potensi kenaikan (pasang air laut) di pesisir selatan Yogyakarta akibat 'supermoon' tetapi tidak berdampak signifikan atau tidak sampai maksimum," kata Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasius Klimatologi Yogyakarta Djoko Budiono di Yogyakarta, Sabtu (19/1/2019) seperti dilansir dari Antara.

Mengapa? Kondisi ini disebabkan tinggi daratan di pesisir selatan Yogyakarta lebih tinggi dibandingkan dengan lautnya.

"Berbeda dengan di daerah pantai utara (pantura), di mana umumnya daratannya lebih rendah sehingga labih banyak dirasakan warga yang tinggal di daerah pesisir," kata dia.

Meski demikian, ia menyebut saat ini sampai 22 Januari 2019 tinggi gelombang di laut selatan Yogyakarta diperkirakan mencapai 1,5 hingga 2,5 meter dengan kecepatan angin rata 5-20 knot sehingga masih perlu diwaspadai masyarakat, khususnya para nelayan.

Tinggi gelombang itu, menurut dia, lebih disebabkan oleh daerah tekanan udara rendah yang muncul di Samudera Hindia, di sebelah selatan Jawa."Sehingga meskipun tidak terlalu dipengaruhi supermoon, masyarakat tetap perlu mewaspadai tinggi gelombang laut di pesisir selatan," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya