9 Titik Panas Terdeteksi di Riau, Indikasi Kebakaran Hutan

Dari semua titik panas tersebut, enam titik memiliki tingkat keakuratan di atas 70 persen sehingga bisa dipastikan merupakan kebakaran.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Feb 2019, 09:27 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2019, 09:27 WIB
20151019-Ilustrasi-Kebakaran-Hutan
Ilustrasi Kebakaran Hutan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak sembilan titik panas terdeteksi satelit Terra dan Aqua, yang mengindikasikan terjadi kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau, Senin (4/2/2019).

Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, pantauan terakhir pada pukul 06.00 WIB menunjukkan ada 9 titik panas (hotspot) di tiga kabupaten. Kabupaten Bengkalis dan Pelalawan masing-masing ada empat titik, dan satu di Indragiri Hilir.

Dari semua titik panas tersebut, enam titik memiliki tingkat keakuratan di atas 70 persen sehingga bisa dipastikan merupakan kebakaran. Sebanyak empat titik di Bengkalis dan dua di Pelalawan.

Sebelumnya, selama tiga hari terakhir, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) belum bisa dikendalikan di Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai. Daerah tersebut merupakan perbatasan Dumai dengan Bengkalis.

"Kebakaran sudah hampir tiga hari. Luasnya diperkirakan sudah sampai 10 hektare," kata Anggota Masyarakat Perduli Api (MPA) dan juga Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Teluk Makmur, Budi, ketika dihubungi Antara dari Pekanbaru, Minggu 3 Februari 2019.

Ia menjelaskan, lokasi kebakaran di Kelurahan Teluk Makmur, Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai, sangat jauh dari akses jalan sehingga sulit untuk dipadamkan. Titik api di lahan gambut berjarak sekitar 10 kilometer dari jalan aspal di rute Dumai-Pakning, yang hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki.

"Medan sangat sulit karena hutan yang terbakar jauh di dalam," kata Budi.

Selain itu, angin juga bertiup kencang sehingga api cepat menyebar. Orang setempat menyebutnya kini sebagai musim angin "taru", ketika angin sangat kencang.

Kebakaran sudah menghanguskan hutan, semak dan kebun kelapa sawit yang belum diketahui siapa pemiliknya.

"Sepertinya itu sawit yang gagal, kita tidak tahu siapa pemiliknya. Sepertinya itu orang luar yang punya lahan," kata Budi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Sukarela

Sebanyak 15 anggota MPA Teluk Makmur berjibaku mencoba memadamkan kebakaran dengan peralatan seadanya, bahkan tidak ada honor yang mereka terima sebagai pemadam kebakaran.

"Mau bagaimana lagi, karena ini adalah kampung kita, mau tidak mau ini harus dijaga dan dipadamkan. Banyak kesulitannya, seperti tidak ada kendaraan operasional sehingga kita pakai motor sendiri untuk survei lokasi kebakaran yang jauh, dan juga peralatan masih kurang," kata Budi.

Ia mengatakan pemadam kebakaran dari Manggala Agni dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dumai, TNI dan Polri juga ada membantu. Namun, api masih belum bisa dipadamkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya