Gunung Agung Kembali Erupsi, Tinggi Kolom Abu Vulkanik 3.000 Meter

Sutopo memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Warga juga diminta tidak panik.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 21 Apr 2019, 19:35 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2019, 19:35 WIB
Sunrise Gunung Agung di Bali
Embusan asap keluar dari kawah Gunung Agung ketika matahari terbit (sunrise) yang terlihat dari Kintamani, Bali, Rabu (13/12). BNPB menegaskan bahwa kondisi Pulau Bali aman bagi wisatawan meski Gunung Agung berstatus siaga. (AP Photo/Firdia Lisnawati)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Agung di Kabupaten Karangasen, Bali kembali erupsi sekitar pukul 18.58 WITA, Minggu (21/4/2019). Berdasarkan informasi dari Pos Pengamatan Gunung Agung, tinggi kolom abu vulkanik mencapai sekitar 3.000 meter.

"Kolom abu vulkanik kelabu tebal, tertiup angin condong ke arah Barat. Erupsi ini terekam di seismograf dengan durasi kurang lebih 1 menit 22 detik," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (21/4/2019).

Sutopo mengatakan erupsi ini lebih besar dibandingkan erupsi tadi pagi pukul 03.21 WITA. Ketika itu tinggi kolom abu vulkanik mencapai 2.000 meter.

"Diperkirakan hujan abu akan jatuh di sekitar Gunung Agung, khususnya di wilayah selatan hingga barat daya sesuai citra satelit Himawari," ucap Sutopo.

Selain itu, Gunung Agung juga mengalami erupsi disertai lontara batu pijar di sekitar puncaknya. Lontaran material letusan berupa abu vulkanik dan pasir mencapai 2.500 - 3.000 meter dari puncak ke segala arah. Suara letusan terdengar hingga Bangli dan Klungkung.

Meski demikian, Sutopo memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Warga juga diminta tidak panik.

"Status masih tetap Siaga (level III)," kata Sutopo.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Imbauan

Gunung Agung erupsi lagi
Gunung Agung erupsi lagi

Dengan adanya kejadian ini, Sutopo mengimbau kepada warga dan wisatawan agar tidak melakukan pendakian, khususnya di radius 4 kilometer dari kawah pucak Gunung Agung.

"Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan yang paling aktual atau terbaru," tambah Sutopo.

Tak hanya itu, Sutopo juga meminta warga yang tinggal di sekitaran aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman aliran lahar dan material erupsi.

"Ini dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak," kata Sutopo.

Semenetara hingga saat ini Bandara Internasional IGK Ngurah Rai masih normal. Tidak ada dampak dari erupsi terhadap aktivitas penerbangan. Aktivitas masyarakat juga tetap normal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya