Novel Baswedan Tak Yakin Tim Gabungan Bentukan Kapolri Ungkap Teror ke Dirinya

Tim gabungan ini berjumlah 65 anggota yang terdiri dari sejumlah unsur seperti Polri, KPK, berbagai ahli, dan tokoh masyarakat.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 26 Apr 2019, 15:58 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2019, 15:58 WIB
Kembali Ngantor, Novel Baswedan Disambut Aktivis dan Pegawai KPK
Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan disambut para pegawai dan aktivis saat tiba di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (27/7). Novel absen 16 bulan untuk menyembuhkan matanya yang diserang air keras. (Merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyebut tim gabungan yang dibentuk Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian percuma jika hanya melakukan investigasi tanpa mengungkap pelaku maupun dalang penyerangan air keras terhadap dirinya.

"Kalau hanya dilakukan investigasi yang sifatnya sekadarnya saja, saya kira percuma. Kami ingin komitmen yang jelas, kalau pun ada tim gabungan, ya tim gabungan yang mandatnya kuat. Kalau tim gabungan dari Pak Kapolri saya tidak yakin itu mandatnya kuat," ujar Novel di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (26/4/2019).

Novel mengaku sempat bertemu dengan tim gabungan tersebut saat mendatangi Gedung KPK beberapa waktu lalu. Novel menyebut tim gabungan sempat mempertanyakan apakah dirinya akan memberikan keterangan seputar teror yang dialaminya pada 11 April 2017 dini hari dan teror-teror lainnya yang diterima petugas KPK.

"Kalau komitmen tim gabungan ini mau mengungkap serangan kepada KPK dan yang lainnya, maka saya pikir itu serius, dan tentunya saya akan memberikan keterangan kepada orang atau tim yang serius untuk mengungkap," kata Novel.

Tim gabungan yang digagas Kapolri ini dibentuk sejak 8 Januari 2019. Tim gabungan ini berjumlah 65 anggota yang terdiri dari sejumlah unsur seperti Polri, KPK, berbagai ahli, dan tokoh masyarakat.

Sejumlah ahli yang dilibatkan dalam tim tersebut, di antaranya peneliti LIPI Hermawan Sulistyo, Ketua Umum Ikatan Sarjana Hukum Indonesia Amzulian Rivai, Ketua Setara Institute Hendardi, Komisioner Kompolnas Poengky Indarti, Komisioner Komnas HAM periode 2012-2017 Nur Kholis.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Mundur Saja

Peringatan 500 Hari Penyerangan Novel Baswedan Digelar di KPK
Novel Baswedan bersama Wadah Pegawai (WP) KPK memperingati 500 hari penyerangan terhadap dirinya di depan Gedung KPK, Jakarta, Kamis (1/11). Penyidik senior KPK itu diserang dengan air keras pada 500 hari lalu. (Merdeka.com/Dwi Narwoko)

Tim gabungan ini sempat bertemu dengan pimpinan KPK pada Rabu 24 April 2019. Tim gabungan berjanji akan memberikan hasil temuan-temuannya pada Mei 2019 mendatang. Novel tak berharap apapun dari janji tersebut.

"Saya belum mendapat apakah tim ini sudah bekerja bagus atau tidak. Tapi kok rasanya saya enggak mendapatkan informasi apa-apa. Yang kedua, sejak awal pembentukan tim ini juga bagi saya kurang meyakinkan, jadi saya tidak ingin menanggapi sesuatu yang belum ada," kata dia.

Senada dengan Novel, Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo tak yakin tim gabungan tersebut mampu mengungkap kasus Novel. Malah, Yudi menyarankan kepada para ahli yang tergabung dalam tim gabungan tersebut untuk mundur.

"Jika ternyata kasus tersebut sangat berat untuk diungkap, maka kami menyarankan agar beliau-beliau untuk mundur saja, sehingga harapan kami bahwa tim gabungan pencari fakta (TGPF) yang sudah kita suarakan dari awal kasusnya Bang Novel itu dibentuk oleh Presiden," kata Yudi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya