Warga Kebon Pala Terdampak Banjir Masih Tidur di Pengungsian

Mulai dari para ibu, anak-anak, hingga balita berbaur di lokasi pengungsian karena banjir. Tidak jauh dari situ, ada puskesmas yang sedia melayani keluhan kesehatan masyarakat sekitar.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 27 Apr 2019, 16:25 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2019, 16:25 WIB
Warga Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur mengungsi karena banjir.
Warga Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur mengungsi karena banjir. (Liputan6.com/ Nanda Perdana Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Banjir yang melanda wilayah Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur, memaksa sebagian warga mengungsi. Terhitung sudah tiga hari mereka mendiami SDN 01 Kebon Pala yang dialihfungsikan sebagai tempat bernaung sementara korban banjir.

Pantauan Liputan6.com, Sabtu (27/4/2019), ada sekitar lima kelas yang digunakan pengungsi korban banjir untuk tempat beristirahat. Mereka saling berbagi tempat sambil menunggu air surut.

Mulai dari para ibu, anak-anak, hingga balita berbaur di lokasi pengungsian. Tidak jauh dari situ, ada puskesmas yang sedia melayani keluhan kesehatan masyarakat sekitar.

Salah seorang warga, Nurlailah menyampaikan, sesuai dengan usianya sekarang artinya sudah 41 tahun dirinya tinggal di pinggir Sungai Ciliwung.

"Rumah saya lima kali nganyut," tutur Nurlailah saat berbincang dengan Liputan6.com di SDN 01 Kebon Pala.

Rata-rata mereka yang masih berada di pengungsian adalah warga pinggir kali persis. Sementara yang lainnya sudah mulai berbenah membersihkan rumahnya dari endapan lumpur dan sampah bawaan banjir.

"Ada kebijakan dari sekolah mau menampung pengungsi. Setiap tahun begitu. Ini banjir lima tahunan. Tapi mulai dari 2017 hitungannya jadi setahun sekali banjir," jelas Nurlailah.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Memikirkan Relokasi

Warga korban banjir di Kampung Melayu mulai membersihkan rumah dari lumpur.
Warga korban banjir di Kampung Melayu, Jakarta Timur mulai membersihkan rumah dari lumpur. (Liputan6.com/ Nanda Perdana Putra)

Warga lainnya, Engkip (65) menambahkan, soal kebijakan relokasi sebenarnya sudah dipikirkan warga. Meski ada pro dan kontra, masyarakat pastinya memilih kebaikan untuk mereka dan keluarga.

"Ya mau-mau aja (relokasi). Ke rusun gitu nggak apa-apa. Tapi ada juga yang nggak mau. Sudah rumah sendiri, betah, kalau pun diganti ya maunya diganti sesuai. Ada yang bilang dipindah ke rusun tapi tetap disuruh bayar. Kita ini orang kecil," ujar Engkip.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya