Senin 7 April 2025: 7 RT dan 2 Jalan di Jakarta Masih Tergenang Banjir

Yohan menjelaskan, genangan banjir tersebar di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Timur. Penyebab utama adalah curah hujan ekstrem serta luapan Kali Angke.

oleh Ady Anugrahadi Diperbarui 07 Apr 2025, 12:55 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2025, 12:53 WIB
Banjir di Kawasan Kebon Pala Kampung Melayu Mulai Surut
Warga membersihkan sisa-sisa lumpur akibat banjir di kawasan pemukiman padat penduduk Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Jumat (1/12/2023). (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah wilayah di Jakarta masih tergenang banjir setelah hujan deras mengguyur Jakarta dan sekitarnya sejak Minggu, 6 April 2025.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat setidaknya tujuh rukun tetangga (RT) dan dua ruas jalan masih tergenang. Data itu diperbaharui oleh BPBD DKI Jakarta hingga pukul 09.00 WIB, Senin (7/4/2025).

"BPBD mencatat saat ini genangan terjadi di 7 RT dan 2 ruas jalan tergenang," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan dalam keterangannya, Senin (7/4/2025).

Yohan menjelaskan, genangan tersebar di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Timur. Adapun, wilayah di Jakarta Barat yang terdampak ada di empat RT dengan ketinggian air bervariaf. Penyebab utama adalah curah hujan ekstrem serta luapan Kali Angke.

"Jakarta Barat terdapat 4 RT yang terdiri dari Kelurahan Rawa Buaya ada 2 RT dengan ketinggian 90 cm, Kelurahan Joglo ada 1 RT dengan ketinggian 30 cm, Kelurahan Duri Kosambi ada 1 RT dengan ketinggian 40 cm," ucap dia.

Sementara itu, di Jakarta Timur genangan terpantau di empat RT dengan ketinggian air sekitar 40 cm akibat luapan Kali Ciliwung.

"Jakarta Timur terdapat 4 RT di Kelurahan Kampung Melayu dengan ketinggian 40 cm," ungkap dia.

Sedangkan, ruas jalan ada dua di Jakarta Barat yang masih tergenang antara lain Jalan Outer Ring Road Kembangan, Jalan Kembangan Selatan . Keduanya mengalami genangan setinggi 30 cm.

Yohan mengatakan, BPBD DKI Jakarta telah mengerahkan personel untuk melakukan pemantauan serta penanganan cepat di lokasi terdampak.

"Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ucap dia.

 

Ini Langkah Pramono Anung Antisipasi Banjir Jakarta

Gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ) Pramono Anung bicara soal berbagai macam tantangan perkotaan yang akan selalu berkaitan dengan bencana banjir d Jakarta.
Gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ) Pramono Anung bicara soal berbagai macam tantangan perkotaan yang akan selalu berkaitan dengan bencana banjir d Jakarta. (Liputan6.com/Arviola Marchsyalina Syurgandari)... Selengkapnya

Sementara itu, Gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ) Pramono Anung mengatakan, pemerintah Jakarta menggunakan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mengantisipasi bencana banjir.

Hal ini disampaikan dalam webinar nasional bertajuk "Refleksi Banjir Jabodetabek: Strategi Tata Ruang dan Mitigasi Cuaca Ekstrem" sekaligus memperingati Hari Meteorologi Dunia 2025 dengan tema "Closing the Early Warning Gap Together", Senin (24/3/2025).

"Untuk itu, maka pemerintah Jakarta tentunya selalu dalam setiap saat, setiap waktu menggunakan data BMKG untuk mengantisipasi kalau terjadi kebanjiran. Apakah itu banjir akibat kiriman karena di hulu curah hujan tinggi atau banjir karena setempat," kata Pramono.

Lebih lanjut, Pramono menginfokan pemerintah Jakarta sudah mengantisipasi terjadinya banjir dalam waktu dekat.

"Selain curah hujan tinggi juga penggalian yang tidak dilakukan secara maksimal dan tentunya banjir rob yang kemarin diingatkan oleh BMKG akan terjadi dalam minggu-minggu depan ini. Kami sudah melakukan antisipasi terhadap hal tersebut," ucapnya.

Selain itu, Pemprov Jakarta melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) berupaya melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk melindungi masyarakat terdampak potensi cuaca ekstrem.

"Dengan bantuan pesawat terbang, kami menyemai awan untuk meredistribusi curah hujan agar tidak terkonsentrasi di satu wilayah pada tahun 2024 dan 2025. OMC dilakukan dalam tiga tahap dengan total 89 sorti penerbangan dan bahan semai yang mencapai 71.200 kilogram," ucap Pramono.

Pramono Anung juga memperkenalkan teknologi dalam meningkatkan sistem peringatan dini yaitu BMKG Signature khusus wilayah Jakarta. Dia menyampaikan, teknologi ini memiliki beberapa keunggulan yang dapat memberikan informasi cuaca secara akurat

Infografis Habis Hujan Deras Terbitlah Banjir Jakarta
Infografis Habis Hujan Deras Terbitlah Banjir Jakarta (Liputan6.com/Triyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya