Agum Gumelar: Tak Sepatutnya Kivlan Zen Berkata Kasar pada SBY

Agum meminta para pihak yang tak puas dengan keadaan usai Pemilu 2019, jangan melampiaskan dengan cara-cara yang di luar etika.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 10 Mei 2019, 16:36 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2019, 16:36 WIB
20161012-Kisruh Lokasi Kongres, Ketua Komite Pemilihan PSSI Angkat Bicara-Jakarta
Ketua Komite Pemilihan PSSI, Agum Gumelar memberi keterangan terkait kisruh penetapan lokasi kongres PSSI 2016, Jakarta, Rabu (12/10). Agum mendesak kepada PSSI untuk segera menyelesaikan semua persiapan kongres. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Agum Gumelar menyayangkan pernyataan Kivlan Zen yang menyerang Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Agum nenilai tak sepatutnya Kivlan Zen mencaci maki SBY di depan publik.

"Saya juga sangat mohon maaf ya, itu juga kawan-kawan saya juga di 02 itu, seperti Kivlan Zen. Saya rasa tidak sepatutnyalah berkata kasar terhadap Pak SBY," kata Agum di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (10/5/2019).

Dia mengatakan, SBY dan Kivlan sama-sama purnawirawan TNI. Terlebih, SBY merupakan Presiden ke-6 RI dua periode sehingga tak seharusnya Kivlan Zen berkata kasar padanya.

"Menurut saya etika keprajuritan tidak mengizinkan. Apalagi sama-sama tentara. Dan SBY adalah jenderal bintang 4, dia adalah presiden," ucapnya.

Mantan Danjen Kopassus itu meminta para pihak yang tak puas dengan keadaan usai Pemilu 2019, jangan melampiaskan dengan cara-cara yang di luar etika.

"Jangan kemudian pelampiasannya dengan cara-cara yang di luar etika," ujar Agum.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Pernyataan Kivlan Zen

Sebelumnya, Kivlan Zen angkat bicara terkait ucapan Politikus Partai Demokrat Andi Arief. Dalam cuitan di Twitter, Andi Arief menyebut ada setan gundul yang memberi informasi sesat kepada Prabowo menang pemilu presiden 62 persen.

"Yang setan gundul itu dia, Andi Arief setan gundul," kata Kivlan usai aksi di Kantor Bawaslu, Jakarta Pusat, Kamis 9 Mei 2019.

Kivlan mempertanyakan sikap Demokrat dalam koalisi Prabowo. Dia menuding SBY tak ingin Prabowo jadi presiden. Pilpres 2014 pun, Kivlan menyebut SBY lebih memilih Jokowi daripada Prabowo.

Mantan jenderal bintang dua ini juga menyebut ada persaingan antara SBY dan Prabowo sejak dulu. "Dia (SBY) junior saya. Saya yang mendidik dia. Saya tahu dia," kata Kivlan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya