Muhammadiyah Kecam Kerusuhan 22 Mei, Usut dan Tuntaskan Proses Hukum

Haedar meminta agar pihak yang protes untuk kembali ke jalur hukum dan tidak melakukan aksi anarkis.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 23 Mei 2019, 11:06 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2019, 11:06 WIB
Muhammadiyah
Pihak PP Muhammadiyah juga mendorong agar tragedi Aksi 22 Mei segera diusut dan dituntaskan. Mahkamah Konstitusi (MK) diminta dapat bertindak adil, jujur, profesional, dan independen.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menyatakan, pihaknya prihatin atas terjadinya Aksi 22 Mei yang dilakukan sejumlah elemen masyarakat yang menolak hasil Pemilu 2019. Seharusnya masyarakat kembali bersatu setelah proses pemilu telah usai dijalani.

Dia meminta agar pihak yang protes untuk kembali ke jalur hukum dan tidak melakukan aksi anarkistis.

"Intinya, kita mengecam keras segala kerusuhan yang terjadi oleh para perusuh anarkis," ujar Haedar di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Kamis (23/5/2019).

Pihak PP Muhammadiyah juga mendorong agar tragedi Aksi 22 Mei segera diusut dan dituntaskan. Mahkamah Konstitusi (MK) diminta dapat bertindak adil, jujur, profesional, dan independen.

Haedar berharap, seluruh pihak masyarakat, khususnya para tokoh bangsa dan pejabat negara, juga dapat bersikap bijak dan cerdas. Yaitu, dengan tidak mengeluarkan berbagai pernyataan yang bisa membuat panas situasi.

"Menciptakan suasana yang sejuk dan damai demi kerukunan dan persatuan nasional. Hendaknya dihindari pernyataan-pernyataan dan tindakan yang dapat memanaskan dan memperkeruh keadaan," ujar Haedar.

"Belajar dari Pemilu serentak tahun 2019 yang menimbulkan korban sakit dan meninggal petugas KPPS serta sejumlah kelemahan dan masalah, maka penting dan nisca dilakukan pengkajian ulang yang komprehensif agar penyelengaran Pemilu ke depan jadi lebih baik," imbuh Haedar.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dorong Pertemuan

Haedar menambahkan, pihaknya juga mengapresiasi sikap dan langkah kedua capres-cawapres yang telah mengeluarkan pernyataan positif dalam menghadapi situasi politik yang ada. 

Menurutnya, hal itu menunjukkan bagaimana kedua pihak sangat terbuka untuk menjalin hubungan baik.

"Ini menunjukkan bahwa kedua tokoh bangsa ini akan menjalin silaturahmi," tutur Haedar.

"PP Muhammadiyah sejak awal, bahkan ketika ormas-ormas Islam juga bertemu dengan Wakil Presiden RI Pak Jusuf Kalla menyampaikan himbauan dan ajakan agar Pak Jokowi dan Pak Prabowo bertemu. Mungkin soal waktu saja," ia mengakhiri.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya