Pengamat: Bomber Pospol Kartasura Pemuda Labil, Terpapar Radikalisme

Lone Wolf adalah sebuah istilah bagi pelaku bom yang beraksi sendirian dan termotivasi secara individual.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 04 Jun 2019, 12:52 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2019, 12:52 WIB
Bom Bunuh Diri Ledakan Pospol Kartasura, Polisi Gelar Olah TKP
Petugas Inafis dan Polisi melakukan olah TKP di lokasi ledakan bom di Pos Polisi Pantau, Bundaran Kartasura, Sukoharjo Selasa (4/6/2019). Bom bunuh diri terjadi pada Senin pukul 22.20 WIB yang mengakibatkan pelaku aksi teror kritis dan tujuh polisi selamat. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti terorisme UI Ridlwan Habib menyebut pelaku bom bunuh diri di Pos Polisi Kartasura tidak memiliki kaitan dengan jaringan teroris lain. Dia menyebut pelaku masuk dalam kategori milenial Lone Wolf.

"Serangan itu dilakukan oleh remaja yang tidak memiliki kaitan langsung dengan jejaring lama, istilahnya Milenial Lone Wolf," ujar Ridlwan kepada Liputan6.com, Selasa (4/6/2019).

Menurut Ridlwan, Lone Wolf adalah sebuah istilah bagi pelaku bom yang beraksi sendirian dan termotivasi secara individual.

"Pelaku bisa termotivasi karena media sosial maupun situs-situs yang pro terhadap terorisme," kata dia.

"Dari pengakuan beberapa saksi mata, pelaku bahkan ragu-ragu mendekat. Ini sangat amatir. Pemuda labil yang terpengaruh faham radikalisme yang salah," tambah Ridlwan.

Ridlwan menjelaskan empat ciri mengapa tindakan teror itu dia sebut Milenial Lone Wolf. Pertama lantaran jenis bom yang sangat amatir, dengan bahan low explosive dari ramuan mercon yang diikat diperutnya. "Pelaku bukan perakit bom yang berpengalaman," ujarnya.

Yang kedua, dari pemilihan waktu, yakni meledakkan diri di malam hari. Menurut Ridlwan, pilihan waktu tersebut memperlihatkan pelaku ketakutan hingga mencari waktu yang paling sepi.

Ciri yang ketiga adalah sasaran, yakni Pos Polisi Kartasura yang lokasinya sangat dekat dengan rumah pelaku.

"Bahkan dengan berjalan kaki bisa ditempuh dalam waktu 20 menit. Ini membuktikan serangan tidak terencana dengan baik," katanya.

Ciri yang keempat adalah jenis bom yang sama sekali tidak mematikan. Bom itu hanya bisa mematikan sasaran jika pelaku memeluk target.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Jalani Perawatan

Bom Bunuh Diri Ledakan Pospol Kartasura, Polisi Gelar Olah TKP
Garis polisi melintang di lokasi ledakan bom di Pos Polisi Pantau, Bundaran Kartasura, Sukoharjo Selasa (4/6/2019). Bom bunuh diri terjadi pada Senin pukul 22.20 WIB yang mengakibatkan pelaku aksi teror kritis dan tujuh polisi selamat. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Ledakan diduga bom bunuh diri mengguncang Pos Pantau Polres Sukaharjo di persimpangan Kartasura. Satu pelaku yang diduga pelaku pengeboman saat ini masih dirawat di rumah sakit.

Terduga pelaku Rofik Asharudin saat ini sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Prof Awaludin Djamin atau RS Bhayangkara, Kota Semarang.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya