Ini Bagian Paling Krusial di Kompetensi Patisserie and Confectionery

Paling penting adalah bagaimana peserta mampu membuat rencana atau planning.

oleh stella maris diperbarui 11 Jul 2019, 16:03 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2019, 16:03 WIB
LKS SMK Nasional
Peserta Patisserie and Confectionery di LKS SMK Nasional 2019/Stella Maris.

Liputan6.com, Jakarta Patisserie and Confectionery merupakan bagian bidang keterampilan yang dikompetisikan di Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK Nasional 2019. Dalam perlombaan ini, para peserta tentunya harus bisa mendapatkan dan mencapai penilaian terbaik dari para juri.

Chairul Salim selaku juri dalam bidang kompetensi Patisserie and Confectionery menjelaskan, para peserta diwajibkan untuk memahami role book atau buku panduan materi lomba. "Peserta harus bisa membaca role book dengan benar, maka dari itu sebelum lomba dimulai, ada technical meeting untuk menanyakan hal yang tidak dimengerti."

LKS SMK Nasional
Woro Prabandari dan Chairul Salim selaku juri bidang kompetensi Patisserie and Confectionery di LKS SMK Nasional 2019/Stella Maris.

Nah cara membaca role book bukan menjadi hal yang krusial. Paling penting adalah bagaimana peserta mampu membuat rencana atau planning.

"Ini bagian dari planning kerja karena pada waktu mengerjakan mereka melihat teman lain yang mungkin lebih advance. Krusialnya adalah bagian cara mereka melatih mental, ketika melihat temannya sudah selesai lebih dulu atau belum. Padahal belum tentu, teman yang dilihatnya memenuhi kriteria penilaian," jelas juri lainnya, Woro Prabandari.

LKS SMK Nasional
Hasil karya peserta Patisserie and Confectionery di LKS SMK Nasional 2019/Stella Maris.

Lebih lanjut Woro menjelaskan kriteria penilaian itu masuk dalam bobot measurement. Dalam perlombaan ini, setiap pastry misalnya harus tepat di berat 800 gram. Kalau setelah ditimbang berat lebih dari 1200 gram, poin mereka berkurang.

"Jadi kalau beratnya kurang atau lebih dari jumlah yang ditentukan, ada poin yang diberikan," kata Woro yang menjelaskan kalau tema besar bidang kompetisi ini adalah Retrofuturism.

Juri pun berharap, dengan digelarnya kompetensi ini, pelajar SMK lain bisa punya keyakinan dan lebih berani seperti para peserta yang saat ini tengah berlomba.

"Tetap terus belajar karena waktu tidak terbatas," tambah Woro.

 

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya