Bamsoet Sarankan Agenda Munas-Rakernas Sebelum Pelantikan Presiden

Ketua DPR Bambang Soesatyo mendukung pelaksanaan Kongres, Rakernas, atau Munas partai politik dilaksanakan sebelum pelantikan presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2019.

oleh Yopi Makdori diperbarui 21 Agu 2019, 18:06 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2019, 18:06 WIB
Calon Ketua Umum Golkar
Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum Partai Golkar saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (18/7/2019). Bamsoet mendeklarasikan diri sebagai pesaing Airlangga Hartarto bersama tiga orang lainnya. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR Bambang Soesatyo mendukung pelaksanaan kongres, rakernas, atau munas partai politik dilaksanakan sebelum pelantikan presiden dan wakil presiden periode 2019-2024 pada 20 Oktober 2019. Menurut politikus yang akrab disapa Bamsoet itu, lebih cepat dilakukan munas dan semacamnya menandakan kesiapan partai menghadapi agenda ke depan.

Hal tersebut berkaca pada Kongres PDI Perjuangan yang dilaksanakan 8 Agustus 2019 dan Muktamar PKB 20 Agustus 2019. Serta, Partai Gerindra juga akan melakukan Rakernas pada 21 September 2019.

"Penyelenggaraan kongres, munas, atau rakernas sebelum pelantikan presiden-wakil presiden menandakan kesigapan partai politik menghadapi berbagai agenda kebangsaan pasca-Pemilu 2019. Idealnya memang seperti itu, jadi presiden-wakil presiden terpilih sudah mengetahui arah dan garis perjuangan partai politik selama lima tahun ke depan," ujar Bamsoet disela acara Muktamar V PKB di Bali, Rabu (21/8/2019).

Politikus Golkar ini menambahkan, agenda penyusunan kabinet, struktur fraksi dan alat kelengkapan dewan harus dilakukan dalam waktu dekat sebelum agenda Pilkada Serentak 2020. Menurut Bamsoet, agenda tersebut memerlukan persiapan matang sejak dini. Sehingga kebijakan partai politik tegak lurus dan tidak bercabang di kemudian hari.

"Dari sisi kader dan simpatisan partai di daerah, tentu mereka juga menunggu suksesi kepemimpinan di tubuh masing-masing partai politik sehingga bisa mengetahui arah labuhan partainya. Tidak seperti Partai Golkar yang masih galau bahkan sekadar Rapat Pleno dan Rapat Pimpinan Nasional saja belum jelas," kata Bamsoet.

 

Ingatkan Parpol

Bamsoet mengingatkan PKB dan parpol lainnya punya tugas yang tidak mudah dalam menghadapi tantangan kebangsaan lima tahun ke depan. Dia menilai, partai politik harus mendukung visi Presiden Joko Widodo untuk membangun sumber daya manusia dengan cara menyiapkan kader partai.

"Sebagai bangsa yang besar, kita punya Pancasila yang sudah diakui dunia sebagai ideologi yang mampu menciptakan perdamaian. Namun ironisnya, hasil survei nasional Cyrus Network pada 22-28 Juli 2019 memotret hanya 70 persen responden yang firm menerima Pancasila sebagai ideologi dan perekat bangsa. Padahal Ibu dan Bapak bangsa telah menitipkan Indonesia untuk menjadi rumah besar yang nyaman bagi seluruh lapisan masyarakat, tanpa membedakan suku, golongan ataupu agama," jelas Bamsoet.

Dia menilai, visi itu menjadi tantangan besar partai politik termasuk PKB yang memiliki basis massa muslim terbesar di Indonesia untuk menjaga, mengamalkan, dan melestarikan ideologi Pancasila ke berbagai sendi kehidupan.

"Satu hal yang perlu diingat, Pancasila bukan hanya bersumber dari jati diri kebudayaan, melainkan juga sangat kental dengan nilai-nilai spiritualitas keagamaan. Sehingga tidak perlu ada pertentangan antara Pancasila dengan Islam, atau Pancasila dengan agama lainnya. Membumikan Pancasila, khususnya kepada generasi milenial harus menjadi agenda utama bagi seluruh partai politik," pungkas Bamsoet.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya