Liputan6.com, Jakarta - Minyak sawit sebagai sumber daya alam Indonesia yang mengandung konsentrat gizi tinggi dilarang diedarkan di negara-negara Eropa. Padahal sejauh ini tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan bahwa minyak sawit berbahaya untuk kesehatan.
Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor Hardiansyah menyatakan, langkah Badan POM melarang produk berlabel bebas sawit tersebut sangat tepat. Selain tidak sesuai regulasi, hal tersebut juga tidak rasional.
Baca Juga
"Regulasi pangan itu kan untuk membela konsumen, tanpa merugikan produsen. Kalau ada yang mencantumkan produknya bebas minyak sawit, padahal tidak diatur dalam regulasi, berarti ada tendensi bahwa minyak sawit itu tidak bagus untuk kesehatan," ujarnya, Rabu (28/8/2019).
Advertisement
Sudah ratusan penelitian dilakukan dan tidak ada bukti ilmiah kalau sawit bisa mengakibatkan kolestrol maupun jantung koroner.
"Semua harus ada rasionalisasi, kenapa harus ditandai dengan label. Nanti malah ada beras yang diberi label tidak mengandung karbohidrat. Padahal semua beras mengandung karbohidrat," tuturnya.
Hardiansyah melanjutkan, tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa minyak sawit bisa mengakibatkan jantung koroner.
"Tidak hanya di Asia, tapi penelitian di negara-negara lain pun demikian. Kalau tidak ada sesuatu yang buruk atau negatif, kenapa harus diklaim zero palm oil?" tegas President Federation of Asian Nutrition Societies ini.
Â