Polri Sebut Terduga Teroris Abu Rara Tak Target Wiranto

Abu Rara disebut stres setelah pimpinannya di JAD Bekasi ditangkap Densus 88 Antiteror Polri pada September 2019 lalu.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 11 Okt 2019, 18:29 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2019, 18:29 WIB
Mabes Polri Beberkan Kronologis Penangkapan Terduga Teroris di Bekasi
Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo memberi keterangan terkait penangkapan terduga teroris di Jakarta, Senin (6/5/2019). Sebelumnya, Densus 88/Anti Teror meringkus tujuh orang kelompok JAD jaringan Lampung dan menyita sejumlah barang bukti. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Densus 88 Antiteror Polri masih memeriksa intensif terduga teroris berinisial SA alias Abu Rara yang menyerang Menko Polhukam Wiranto di Pandeglang, Banten. Polisi menyebut, Abu Rara sejatinya tidak secara khusus menarget Wiranto.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menuturkan, penyerangan Wiranto dilakukan secara spontan. Menurutnya, Abu Rara merencanakan aksi teror setelah mengetahui pimpinannya atau amir JAD Bekasi Abu Zee Ghurobah ditangkap.

"(Abu Rara) stres, beranggapan akan ditangkap, ditembak, maka mencari momentum (penyerangan) itu," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (11/10/2019).

Abu Rara mengajak istrinya ke Alun-Alun Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten pada Kamis 10 Oktober 2019. Dia mendapat informasi, seorang pejabat akan berkunjung ke lokasi itu.

Dedi menjelaskan, Abu Rara saat itu berencana menyerang seorang pejabat yang turun dari helikopter. Sedangkan istrinya ditugaskan menyerang polisi yang ada di sekitarnya.

"Begitu lihat ada helikopter turun, lalu ada massa mendekat ke helikopter. Lalu secara spontan dia membagi tugas dengan istrinya, 'saya menyerang pejabat itu'. Dia tidak terlalu mengenal pejabat itu. Dan istrinya juga disampaikan Abu Rara 'nanti kamu serang polisi yang terdekat dengan kamu'," kata Dedi.

Belakangan diketahui pejabat tersebut adalah Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto. Akibat inisiden itu, Wiranto harus menjalani perawatan medis di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Usus Wiranto Dipotong 40 Cm

Wiranto Dibawa ke RSPAD Pakai Helikopter
Petugas medis membawa Menko Polhukam Wiranto menuju ambulans untuk dievakusi usai diserang orang tak dikenal di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019). Wiranto yang mengalami luka tusuk di bagian perut tersebut dibawa ke RSPAD Gatot Subroto, Jakarta dengan helikopter. (AP Photo/Rafsanjani)

Menko Polhukam Wiranto masih dirawat di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat setelah ditusuk terduga teroris berinisial SA alias Abu Rara saat kunjungan kerja di Pandeglang, Banten. Kini Wiranto telah melewati masa-masa kritisnya.

Hal itu diungkapkan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud Md usai menjenguk Wiranto di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Jumat (11/10/2019). 

"Masa kritsinya sudah dilewati. Tinggal pemulihan," ujar Mahfud di lokasi.

Mahfud menceritakan, tim medis telah mengambil tindakan operasi dengan memotong sekitar 40 cm ususnya. Saluran pencernaan Wiranto itu terluka akibat tusukan senjata tajam yang dihunuskan penyerang.

"Memang itu terkena, lalu dipotong terus disambung terus selesai," kata Mahfud yang mengaku mendapat keterangan dari tim medis.

Hal senada juga disampaikan tenaga ahli Menko Polhukam, Agus Zaini. Dia mengungkapkan, usus halus Wiranto harus dipotong sepanjang 40 cm akibat luka tusuk.

"Setibanya di RSPAD, langsung ditangani secara intensif dan dokter memutuskan untuk mengambil tindakan operasi di bagian perut lantaran akibat tusukan ditemukan luka di bagian usus halus, sehingga usus halusnya mesti dipotong sepanjang 40 cm," kata Agus dalam keterangan tertulisnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya