Liputan6.com, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo membeberkan tindak-tanduk SA alias Abu Rara, penyerang Menko Polhukam Wiranto selama dimonitor oleh Densus 88 Antiteror.
Dedi mengatakan, Densus 88 Antiteror mendeteksi Abu Rara sejak berada di Sumatera hingga ke Bogor.
"Sebelum ke Bogor sempat singgah di Kediri. Selanjutnya ke Bogor, di sana ada penghubungnya inisial AS untuk bertemu dengan Abu Zee. Setelah itu menikah, dan pergi ke Menes," kata dia di Mabes Polri, Jumat (11/10/2019).
Advertisement
Dedi menjelaskan, pertemuan dengan Abu Zee hanya sekali. Penyerang Wiranto itu pun memilih pergi ke Menes, Pandeglang Banten. Namun, keduanya berkomunikasi melalui media sosial.
"Hanya sekali berkomunikasi terus dia pergi ke kampung Menes, di Menes ya tentunya belum diketemukan adanya persiapan ataupun bukti secara otentik perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Abu Rara," ujar Dedi.
Dedi pun menyebut, jejak Abu Rara di Malayasia masih buram. "Jejak di Malayasi belum terdeteksi," kata Dedi.
Menko Polhukam Wiranto diserang saat kunjungan kerja di Pandeglang, Banten. Dia terkena luka tusuk. Wiranto sempat dibawa ke RSUD Berkah Pandeglang untuk mendapatkan pertolongan sebelum dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
Direktur Utama RSUD Berkah Pandeglang Firman menyatakan, Wiranto terkena dua tusukan di bagian perut.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Penangkapan Pimpinan JAD Bekasi
Densus 88 Antiteror menangkap pimpinan JAD Bekasi, Abu Zee Ghurobah bersama delapan anggotanya pada 23 September 2019. Penangkapan tersebut diketahui oleh Abu Rara.
"Abu Rara merasa takut stres dan tertekan setelah mendengar boleh dikatakan ketuanya dia (Abu Zee) meskipun dia tidak dalam hubungan kelompok aktif di kelompok Abu Zee ini tertangkap, kalau misalnya tertangkap saya khawatir saya akan tertangkap," papar dia.
Dedi mengatakan, penyerang Wiranto bersama dengan istrinya, FA merencanakan teror. Kebetulan, Abu Rara mendengar bahwa ada pejabat yang akan berkunjung ke Alun-alun Menes, Pandeglang Banten.
Dedi menyebut, antara rumah terduga teroris dengan alun-alun jaraknya 300 meter. "Ada kapal mau mendarat, masyarakat berbondong-bondong menuju alun alun. Pelaku tidak tahu siapa tapi sasarannya. Pelaku beranjak menuju alun-alun," ucap dia.
Dedi menerangkan, Abu Rara berbagi tugas dengan istrinya. Abu Rara menyerang Wiranto. Sementara, istrinya menikam polisi yang terdekat.
"Abu Rara menyerang bapak yang turun dari heli, kamu (istrinya SA) langsung menusuk angota polisi yang terdekat," ucap dia.
Akibat insiden itu, Wiranto dan Kapolsek Menes menderita luka-luka. Saat ini Densus 88 Antiteror masih memeriksa kedua terduga teroris di Mabes Polri.
Advertisement