Polri: Jangan Ada Ego Sektoral saat Razia Narkoba di Lapas

Polisi juga berpesan untuk melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam merazia narkoba di lapas.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Okt 2019, 07:16 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2019, 07:16 WIB
Stop Narkoba
Kepala BNN Komjen Budi Waseso menempelkan stiker bertuliskan Stop Narkoba di beberapa minimarket di sekitar Bundaran HI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. (Liputan6.com/Andreas Gerry Tuwo)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Eko Daniyanto mengatakan bahwa pentingnya menghilangkan ego sektoral dalam kerjasama upaya pencegahan dan pemberantasan narkoba.

Ia ingin, semua institusi bekerja sesuai tupoksinya tanpa dan saling bahu membahu dalam mewujudkan Indonesia bebas narkoba.

"Dirnarkoba Polri dengan (tugas) penindakan. Di lapas, (tugasnya) jaga tahanan dan membantu saat razia. Jangan ada ego sektoral. Jangan merasa paling hebat. Semua harus sinergi," kata Eko seperti dilansir dari Antara, Rabu (30/10/2019).

Eko tak menampik bahwa lembaga pemasyarakatan (lapas) masih dijadikan tempat para pelaku untuk bertransaksi narkoba. 

Untuk itu pihaknya meminta jajarannya di daerah agar tidak ragu melibatkan pihak lain dalam merazia narkoba di lapas. Koordinasi penting dilakukan agar tidak menimbulkan perlawanan dari para narapidana.

"Libatkan semua, libatkan Lapas, TNI, Polda, BNN. Kan ada banyak pasukan, Brimob, Sabhara, TNI," ucap Eko.

Eko juga berpesan untuk melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam merazia narkoba di lapas. Sebab, di beberapa daerah tertentu, warganya cenderung segan terhadap tokoh masyarakat maupun tokoh agama.

Selain itu, razia jangan dilakukan secara senyap. Menurutnya, razia yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi tanpa bantuan kekuatan pasukan dari instansi lain, rentan terjadi konfrontasi dari pihak narapidana.

Dalam upaya mencegah dan memberantas penyalahgunaan narkoba, dia menyebut, semua lembaga dan instansi terkait harus sepaham dengan visi misi Presiden Joko Widodo.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya