Polisi Minta Uji Coba Kanalisasi Kendaraan di Puncak Bogor Ditunda

Sistem kanalisasi kendaraan di jalur Puncak, Bogor dianggap tidak efektif mengurai kemacetan.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 29 Okt 2019, 06:03 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2019, 06:03 WIB
Sistem Kanalisasi 2-1 Jalur Puncak Bogor Diuji Coba
Petugas kepolisian dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) berdiri sambil membawa papan imbauan saat uji coba sistem kanalisasi 2-1 Jalur Puncak di kawasan Gadog, Bogor, Jawa Barat, Minggu (27/10/2019). (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Bogor - Uji coba sistem kanalisasi 2:1 di jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat pada Minggu 27 Oktober 2019 dinilai belum berhasil mengurangi kemacetan. Polisi pun meminta uji coba kedua sistem tersebut ditunda.

Rencananya, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dan pemerintah daerah akan melaksanakan uji coba kedua kanalisasi kendaraan pada 3 November 2019 mendatang.

"Kemarin hasil evaluasi dengan stakeholder sepertinya uji coba belum berhasil, jadi uji coba kedua nanti perlu ditunda dulu sampai pelebaran jalan dan marka sudah selesai semua," Kata Kapolres Bogor, AKBP M Joni, Senin (28/10/2019).

Dari hasil pengamatannya, uji coba kanalisasi 2:1 sempat berjalan mulus pada pagi hari pukul 06.00 - 12.00 WIB. Tidak tampak adanya penumpukan kendaraan di Simpang Gadog maupun pintu Tol Ciawi. Bahkan kendaraan bisa melaju meskipun kecepatan tak melebihi dari 30-40 km/jam.

Namun kondisi berubah pada siang hari, volume kendaraan dari arah Puncak maupun Cianjur menuju Jakarta atau lajur 3 mengalami peningkatan.

Sementara arus kendaraan dari arah sebaliknya tersumbat akibat penyempitan jalur atau bottleneck di beberapa ruas jalan.

"Hambatannya ada beberapa titik ruas jalan yang menyempit. Tadinya 2 lajur jadi 1 lajur. Akhirnya kendaraan ke bawah jadi tersumbat hingga terjadi kemacetan," ucap dia.

Sejumlah persimpangan di jalur Puncak juga menjadi penyebab kemacetan. "Temuan lainnya di Simpang Megamendung, kendaraan di lajur 3 hendak belok ke kanan, tapi tidak bisa karena terhalang kendaraan di lajur 1, akhirnya macet," ucapnya.

Selain itu, belum tersedianya JPO juga menjadi faktor penyebab sistem kanalisasi tidak berjalan dengan baik. Kendaraan harus berhenti beberapa menit dikarenakan banyaknya warga yang menyeberang jalan.

"Kalau diasumsikan dalam 30 menit ada 100 orang yang menyeberang, maka akan terjadi hambatan hingga mobil yang ada di belakangnya," ujarnya.

Alhasil, pada pukul 13.00 WIB, polisi memberlakukan sistem one way atau satu arah dari Puncak menuju Jakarta hingga pukul 19.00 WIB.

"Kita merasakan pada waktu turun. Apabila terus dalam posisi itu, bisa jadi kemacetan terjadi sampai tengah malam bahkan hingga pagi. Makanya siang itu kita lakukan diskresi," ujar dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Evaluasi

Sistem Kanalisasi 2-1 Jalur Puncak Bogor Diuji Coba
Kondisi lalu lintas saat saat uji coba sistem kanalisasi 2-1 Jalur Puncak di kawasan Gadog, Bogor, Jawa Barat, Minggu (27/10/2019). BPTJ bersama Pemkab dan Polres Bogor melakukan uji coba kanalisasi 2-1 Jalur Puncak pada 27 Oktober dan 3 November 2019. (merdeka.com/Arie Basuki)

Menanggapi usulan Kapolres Bogor, Kepala BPTJ, Bambang Prihartono mengaku, belum bisa memastikan apakah uji coba kanalisasi 2:1 kedua di jalur Puncak bakal ditunda atau tidak.

Menurut Bambang, harus ada rapat evaluasi untuk menentukan ditundanya uji coba kedua tersebut.

"Hari Rabu ini akan kita evaluasi bersama dulu ya," kata dia.

Dia mengakui, masih menemukan banyak kendala sehingga uji coba kanalisasi belum berhasil. Ada beberapa faktor yang membuat kemacetan belum bisa diminimalisir pada saat sistem ini diuji coba.

"Euforia masyarakat juga menjadi tantangan kita," ujar Bambang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya