Suharso Monoarfa hingga Arsul Sani Masuk Bursa Pemilihan Ketum PPP

Baidowi mengatakan, pemilihan ketua umum PPP bisa saja dilakukan secara musyawarah mufakat.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Nov 2019, 20:51 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2019, 20:51 WIB
Presiden Jokowi Akan Hadiri Workshop Nasional DPRD PPP
Wakil Sekjen PPP Achmad Baidowi memberi pemaparan mengenai Workshop Nasional DPRD F-PPP se-Indonesia di Jakarta, Jumat (11/5). Workshop akan digelar di Hotel Mercure Ancol pada 13-15 Mei 2018. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) segera menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) pada 14-16 Desember 2019. Dalam Mukernas itu, PPP akan memilih ketua umum.

Sudah ada beberapa nama yang disiapkan untuk maju dalam pemilihan ketua umum. Mulai dari Suharso Monoarfa, Arsul Sani, Akhmad Muqowam, Amir Uskara, dan Margiono.

"Kalau pun yang ada saat ini kan ada beberapa yang disebut di antaranya pelaksana tugas ketum, Mardiono, Arsul Sani, Muqowam, ada juga ketua fraksi PPP Amir Uskara waketum itu yang disebut punya peluang maju sebagai ketum PPP," kata Wakil Sekjen PPP Achmad Baidowi di kompleks parlemen, Jakarta, Selasa (19/11/2019).

Baidowi mengatakan, pemilihan ketua umum PPP bisa saja dilakukan secara musyawarah mufakat. Namun, jika tidak bisa mencapai kesepakatan, maka akan ditempuh mekanisme voting.

"Prinsip pemilihan itu satu musyawarah mufakat, kalau tidak tercapai lalu pemilihan kalau lihat spiritnya sepertinya musyawarah mufakat bisa jadi salah satu opsi, tapi tidak menutup opsi lain karena sama-sama legal dan konstitusional," ucap Wasekjen PPP ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tak Ada Dualisme

PPP Kubu Romi Serahkan Berkas Pendaftaran Peserta Pemilu 2019
Sekjen PPP kubu Romahurmuziy (Romi) Arsul Sani menyerahkan berkas ke anggota Komisioner KPU, Hasyim Ashari di Kantor KPU RI, Jakarta, Sabtu (14/10). PPP kubu Romi mengantar berkas pendaftaran peserta Pemilihan Umum 2019. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menjelang Mukernas, Baidowi memastikan tak ada dualisme di internal PPP. Pasalnya, kader PPP menyadari selama lima tahun ini energi habis hanya untuk mengurus masalah internal.

"Belakangan mulai sadar, hikmahnya dari merosot suara PPP semua jadi terkejut bahwa kalau masih begini terus PPP akan tenggelam. Maka kemudian timbul kesadaran bersama semua elemen partai harus bersama-sama menyelamatkan partai ini," ucapnya.

 

Reporter: Sania Mashabi

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya