Liputan6.com, Jakarta - Jauh dari rapi, rambut awut-awutan, pakaian kumal, dan bawa gembolan saat minta belas kasihan, kini tak melulu melekat pada sosok seorang pengemis. Belakangan terungkap tak sedikit dari mereka yang kedapatan membawa mobil saat beraksi.
Selain tepergok membawa mobil mewah, hasil yang didapat para pengemis ini tak pelak kerap mengejutkan masyarakat.
Dari hasil mengemis, bahkan bisa mendapatkan uang hingga ratusan juta rupiah. Maka tak heran, sebutan pengemis tajir kini melekat pada mereka.
Advertisement
Sampai-sampai ada yang mengatakan, pendapatan yang diperoleh para pengemis ini bisa melebihi gaji karyawan. Benarkah?
Berikut sederet kisah para pengemis tajir yang dihimpun dari Liputan6.com:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Legiman, Pengemis Miliarder Asal Pati
Sosok pria tua bernama Legiman asal Pati, Jawa Tengah, pernah jadi sorotan. Dari hasil interogasi, Legiman mengaku dia kini telah punya rumah, tanah, dan tabungan dengan total kekayaan mencapai miliaran rupiah dari hasil mengemis selama 3 tahun.
Petugas Dinas Sosial setempat menjaringnya di Kawasan Simpang Lima Pati, Sabtu 12 Januari 2019.
Saat dimintai keterangan, dia mengaku kekayaannya yang nilainya jika ditaksir menyentuh angka Rp 1,3 miliar.
"Berdasarkan pengakuannya dia berhasil memilik aset. Di antaranya rumah, tanah dan bangunan yang senilai Rp 250 juta. Dia juga mengakui kalau punya tabungan senilai Rp 900 juta," kata Sekretaris Satpol PP Pati Ahmad Rifai.
Lantas, bagaimana dia bisa memiliki uang sebanyak itu?
Legiman mengaku dalam sehari dia bisa mendapatkan Rp 1 juta dari hasil mengemis.
Namun, jika terhalang cuaca, pendapatannya bisa menurun. Seperti saat ditangkap petugas Satpol PP pada Sabtu kemarin, pria paruh baya itu mengantongi uang sebesar Rp 695 ribu.
Dia juga mengaku memiliki rumah dua lantai di perumahan Ngawen, Kecamatan Margorejo. Dengan sejumlah aset yang dimiliki, total kekayaan Legiman sebanyak Rp 1,3 miliar.
"Dia berhasil memiliki aset rumah, dia juga mengakui punya tabungan Rp 900 juta," jelas Sekretaris Satpol PP Pati Ahmad Rifai.
Advertisement
Pengemis Tajir di JPO Kramat Sentiong
Perempuan itu bernama Sri Keryati, usianya 55 tahun. Dia ditangkap petugas dari Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat saat mengemis di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Kramat Sentiong, Jakarta Pusat, Minggu, 12 November 2017.
Saat tertangkap, petugas menemukan emas dan uang yang jumlahnya cukup mencengangkan, hampir Rp 23 juta.
"Uang kertasnya itu Rp 22 juta sekian, terus ada uang recehnya jadi hampir Rp 23 juta. Sedangkan emasnya itu dibungkus, tidak dipakai karena dia kan sedang mengemis," kata Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat, Susana Budi Susilowati, kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin, 13 November 2017.
Herman, Pengemis Tanpa Hidung
Secara fisik boleh dibilang pria paruh baya ini lemah. Namun, jangan salah dibalik penampilannya, Herman yang belakangan diketahui berprofesi sebagai pengemis itu memiliki mobil Avanza warna hijau muda.
Sebelumnya, foto-foto Herman tengah membuka pintu sebuah mobil di area parkiran viral di media sosial. Adalah petugas Satpol PP Kota Bogor yang mengabadikan momen tersebut saat tengah menyisir atribut kampanye di Yasmin, Jalan Abdullah bin Nuh, Bogor.
Awalnya, anggota Satpol PP sedang menertibkan alat peraga kampanye (APK). Agar penertiban berjalan lancar, sejumlah pengemis yang sedang mangkal lantas diusir petugas. Karena dikira tengah melakukan razia para pengemis dan takut digelandang, pria yang akrab disapa Enur itu memilih pergi.
Dia lalu menuju ke sebuah parkiran dan berhenti di sebuah mobil Daihatsu Xenia warna hijau.
Kepada petugas, Herman mengaku sudah menjalani profesinya sebagai pengemis di sejumlah ruas jalan Kota Bogor sejak tahun 1980. Namun, untuk saat ini dia lebih sering mangkal dengan meminta-minta di lampu merah Simpang Yasmin maupun Simpang Semplak Kota Bogor.
Dari hasil mengemis dimulai pukul 07.00 WIB sampai 11.00 WIB, dia mampu menghasilkan uang minimal Rp 150 ribu per hari.
Pria berumur 87 itu juga membantah mobil yang dibawanya merupakan mobil pribadi. Kepada petugas Dinas Sosial (Dinsos) Herman mengaku, mobil tersebut hanya mobil sewaan yang dibayar Rp 85 ribu per hari ditambah sopir.
Pria yang akrab disapa Enur ini mengaku menyewa mobil lantaran sudah tidak kuat lagi mengangkat kakinya pada saat naik angkot.
"Kaki kalau diangkat begini enggak bisa jalan, makanya pakai mobil," ucap pengemis berusia 87 tahun ini.
Advertisement
Pengemis di Aceh Kendarai Mobil
Seperti halnya Herman, kali ini warganet memergoki seorang peminta-minta di Kota Lhokseumawe, Aceh, pulang naik mobil sedan usai mengemis.
Dalam video yang diunggah oleh akun instagram @tercyduk.aceh, tampak seorang pria mengenakan baju warna merah serta menggunakan sarung dan peci berjalan mendekati mobil yang diparkir di pinggir jalan itu. Sadar dirinya sedang direkam, pria itu langsung marah.
"Jangan urus saya kau," kata pengemis itu sambil masuk ke dalam mobil.
Pria yang merekam video tersebut lantas membalas dengan kesal, "pak, bapak uangnya untuk apa pak? Masa’ droneuh ek moto, kiban cara ile? (Masak kamu naik mobil, bagaimana ini?) Minta sedekah untuk bisa naik mobil? Plat Jakarta lagi, makasih ya besok minta-minta lagi," ucap perekam video.
Menurut keterangan dari unggahan tersebut, kejadian ini direkam di depan SMP 5 Lhokseumawe. Tak butuh waktu lama untuk video ini mencuri perhatian warganet dan menjadi viral.
Muklis, Pengemis Tajir Pemilik Rp 194,5 juta
Petugas Suku Dinas Sosial Kota Administrasi Jakarta Selatan menangkap seorang kakek yang berprofesi sebagai pengemis dengan barang bukti uang senilai Rp 194,5 juta hasil dari mengemis di jalan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Suku Dinas Sosial Kota Administrasi Jakarta Selatan, Mursidin mengatakan kakek tersebut bernama Mukhlis berusia 65 tahun.
"Kami melakukan razia PMKS di sejumlah titik, kami menjangkau sembilan orang PMKS salah satunya kakek Mukhlis ini," kata Mursidin, Jumat 29 November 2019.
Pengemis itu dijaring petugas Sudin Sosial Kota Jakarta Selatan di wilayah Gandaria City, Kebayoran Lama, saat sedang menjalankan kegiatan sehari-harinya sebagai pengemis.
Kejadian tersebut bukan yang pertama kalinya. pengemis Mukhlis yang tercatat sebagai warga Ciputat, Kota Tanggerang Selatan, sudah pernah terjaring razia petugas pada 2017.
"Tahun itu kita amankan juga kakek Mukhlis ini, dia sudah mengumpulkan uang sebesar Rp 90 juta waktu itu," kata Mursidin.
Advertisement