Liputan6.com, Jakarta Petaka terjadi di Marunda, Jakarta Utara, Minggu dinihari 11 Desember 2011. Jembatan yang mengubungkan Marunda menuju Cilincing Jakarta Utara tiba-tiba ambruk. Warga pun dibuat kaget dengan peristiwa ini. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa 8 tahun silam itu.
Advertisement
Jembatan Marunda merupakan penghubung Jalan Bulak Cabe, dengan Kampung Sawah di kawasan Jalan Cakung Drain Cilincing, Jakarta Utara. Jalan itu sangat ramai dan menjadi rute penting di sana.
Diduga, jembatan ambruk setelah lima lajur penahannya runtuh. Balok-balok beton yang akan dipasang di badan jembatan yang berukuran 1,60 meter dengan lebar sekitar 70 sentimeter.
Menurut rencana kerja, balok sepanjang 30,8 meter yang akan dipasang berjejer tiba-tiba saja ambruk. Dari peristiwa itu, sangat potensial menyebabkan kemacetan parah sehingga untuk mengantisipasi kemacetan, akan digunakan jembatan yang di sebelahnya sisi kiri.
Seorang petugas di lokasi proyek itu menduga balok yang digunakan untuk membangun jembatan tersebut tidak kuat dan belum kering.
Polisi pun turun menyelidiki penyebab runtuhnya tiang pancang jembatan yang masih dalam tahap pengerjaan. Dugaan sementara jembatan runtuh akibat konstruksi yang tidak mampu menahan beban.
Kepala Kepolisian Sektor Cilincing Komisaris Polisi Tuhana mengatakan, diduga kuat penyebab ambruknya lima tiang pancang jembatan adalah kesalahan konstruksi dalam pembangunan.
Dinas Pekerjaan Umum meminta kontraktor secepatnya memperbaiki proyek bernilai belasan miliar rupiah ini.
"Kita belum bisa bilang, kita masih akan cek lagi," jelas Kepala DPU DKI Erry Baskoro saat itu.
Jembatan Marunda-Cilincing sedianya direncanakan untuk menghubungkan akses jalan Bulak Cabe dengan Kampung Sawah di kawasan Jalan Cakung Drain, Cilincing.
Pembangunan awalnya direncanakan rampung pada pertengahan 2012. Dengan adanya kejadian ini kemungkinan jadwal akan mundur.
Penjelasan Kontraktor
Manajer PT Bunga Tanjug Raya, Onasis, selaku kontraktor proyek jembatan Marunda mengatakan, saat memasang seling balok yang akan dipasang miring.
"Lalu menimpa balok yang sudah berdiri dan akibatnya ambruk," katanya. Menurut dia, akibat kejadian tersebut, kerugian diperkirakan mencapai Rp 750 juta.
"Ada enam balok beton yang patah, harganya masing-masing Rp 110 juta. Ditambang lagi biaya angkat dengan Crane," paparnya.
Proyek jembatan Marunda dengan anggaran sebesar Rp 17,7 milyar tersebut, direncanakan akan selesai bulan Mei 2012 mendatang.
Advertisement