Kuasa Hukum Novel Baswedan Khawatir yang Terungkap Hanya Pelaku Lapangan

Menurut Haris, jangan hanya pelaku lapangan kasus Novel Baswedan yang diungkap, melainkan dalang di balik aksi teror tersebut.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 11 Des 2019, 01:01 WIB
Diterbitkan 11 Des 2019, 01:01 WIB
Penampilan Novel Baswedan Saat Jadi Pembicara Pada Gathering Nasional Turuntangan
Penyidik senior KPK, Novel Baswedan saat menjadi pembicara pada Gathering Nasional Turuntangan di Jakarta, Sabtu (9/11/2019). Acara diisi dengan diskusi bertema Inspiring Talks Dedikasi Untuk Negeri. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Tim kuasa hukum Novel Baswedan, Haris Azhar telah mendengar Kapolri Jenderal Idham Azis melaporkan perkembangan kasus penyerangan air keras terhadap penyidik KPK itu ke Presiden Joko Widodo.

Haris mengaku masih menunggu perkembangan dari pelaporan tersebut. Hanya saja, dia memiliki kekhawatiran sendiri.

"Saya khawatir yang diumumkan pelaku-pelaku lapangan saja," ujar Haris di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (10/12/2019).

Menurut Haris, penyerangan air keras terhadap Novel Baswedan ini bukan hanya kejahatan biasa. Melainkan kejahatan yang diduga sudah direncanakan dan terstruktur.

Menurut Haris, jangan hanya pelaku lapangan yang diungkap, melainkan dalang di balik aksi teror tersebut.

"Serangan terhadap Novel inikan sistematis, terkait juga dengan serangan-serangan lain, jadi harusnya dilihatnya ada kontruksi besar bukan pelaku lapangan saja," kata dia.

Sebelumnya, Kapolri melaporkan perkembangan kasus penyiraman air keras yang menimpa Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan ke Presiden Joko Widodo pada Senin 9 Desember 2019.

Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Argo Yuwono mengatakan, Kapolri membeberkan sejauh mana tim berupaya mencari pelaku penyiraman air keras hingga menyebabkan mata kiri Novel Baswedan rusak.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jokowi Sebut Ada Temuan Baru

Setahun Peristawa Penyiraman, Novel Baswedan Datangi KPK
Penyidik KPK Novel Baswedan usai menggunjungi gedung KPK, Jakarta, Rabu (11/4). Novel Baswedan selesai menjalani perawatan di rumah sakit Singapura yang kedua hingga kini kasus penyiraman air keras genap satu tahun. (Merdeka.com/Dwi Narwoko)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan, ada temuan baru yang cukup signifikan terkait pengusutan kasus teror air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan.

Informasi ini didapat Jokowi usai memanggil Kapolri Jenderal Idham Azis ke Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 9 Desember 2019 kemarin.

"Dijawab (Kapolri), ada temuan baru yang sudah menuju pada kesimpulan," ujar Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (10/12/2019).

Jokowi enggan menjelaskan apa temuan baru yang didapat pihak kepolisian tersebut. Namun, mantan Gubernur DKI Jakarta itu telah meminta Idham mengungkap kasus Novel dalam hitungan hari.

"Saya tidak bicara masalah bulan. Kalau saya bilang secepatnya berarti dalam waktu harian. Tanya langsung ke sana," kata Jokowi.

Cara Kerja Penyidik

WP KPK Silaturahmi Idul Fitri ke Rumah Novel Baswedan
Penyidik KPK Novel Baswedan saat memberi keterangan pers di sela silaturahmi dengan WP KPK di kediamannya di Kelapa Gading, Jakarta, Minggu (17/6). Silaturahmi digelar dalam rangka Idul Fitri. (Liputan6.com/JohanTallo)

Kapolri melaporkan perkembangan kasus penyiraman air keras yang menimpa Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan ke Presiden Joko Widodo pada Senin 9 Desember 2019.

Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Argo Yuwono mengatakan, Kapolri membeberkan sejauh mana tim berupaya mencari pelaku penyiraman air keras hingga menyebabkan mata kiri Novel Baswedan rusak.

Argo menjelaskan dalam mengungkap suatu kasus penyidik menggunakan dua metode yakni induktif dan deduktif.

Pada kasus ini, metode induktif yang telah dilakukan diantaranya menyisir lokasi dan memeriksa keterangan dari 73 saksi.

"Tentunya saksi inilah yang sudah di evaluasi satu persatu keterangannya seperti apa. Dan kemudian berkaitan dengan barang bukti apa yang ditemukan di sana," ucap dia di Mabes Polri, Selasa (10/12/2019).

Argo menerangkan, penyidik juga telah menganalisa beberapa petunjuk seperti DVR CCTV. Itu pun telah dikirim ke Australia.

"Tentunya kita sudah mengirimkan DVR CCTV ke luar negeri sebagai pembanding. Hasil keterangan kepolisian Australia gambarnya agak buram tapi kita tidak hanya terpaku dari itu saja karena CCTV merupakan bukti petunjuk masih ada bukti lain seperti keterangan saksi, ahli dan bukti lain," ucap dia.

Selain itu, penyidik juga mendata toko kimia yang berada di dekat lokasi kejadian. Kemudian, menyebarkan sketsa wajah terduga pelaku.

"Tentunya partisipsi masyarakat yang kita tunggu," ujar dia.

Argo menyatakan, selama ini penyidik KPK juga dilibatkan dalam pengusutan kasus ini.

"Jadi kita transparan kepada KPK tidak ada yang ditutupi dan kita kerja keras mudah-mudahan apa yang menjadi doa kita bersama mudah mudahan mengungkap siapa pelakunya," ucap dia.

Argo menaruh harapan besar kepada penyidik. Ia pun percaya bahwa kasus ini akan segera tuntas.

"Tentunya mudahan-mudahan dengan kerja keras penyidik Polda Metro dibantu oleh Mabes Polri mudah-mudahan tidak berapa lama kita bisa menyampaikan nanti apa yang sudah dilakukan oleh penyidik," dia menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya