Liputan6.com, Jakarta Makin hari, makin banyak wanita yang mampu untuk berkembang dan berkarya di usia muda. Para perempuan itu pun seolah-olah menjadi penerus Raden Ajeng Kartini yang mampu menunjukkan bahwa emansipasi wanita bisa dilakukan oleh siapa saja.
Salah satu contohnya adalah tiga pendiri Luxxe Studio, yakni Sabila Anjani Syahrul, Meutia Tasla Syahrul, dan Cella Chintania. Mereka bertiga pun mampu menciptakan inovasi dalam bisnis fesyen yang digeluti sejak tahun 2016 silam.
Advertisement
Salah satu Co-Founder Luxxe Studio, Sabila Anjani Syahrul menuturkan, lewat bisnis yang dijalani, dirinya ingin menciptakan pakaian yang tidak hanya stylish, tapi juga memiliki potingan yang tepat dan kualitas yang dapat diandalkan.
Advertisement
"Si tengah banyaknya brand fesyen yang bermunculan, memiliki keunikan menjadi sangat penting, namun tetap harus relevan dengan kebutuhan wanita akan pakaian yang nyaman dan fungsional," tuturnya.
Memang, perjalanan Luxxe Studio bukan tanpa tantangan. Akan tetapi, ketiga wanita tersebut terus mencari solusi terbaik untuk memajukan usahanya. Salah satunya dengan mengikuti course di salah satu sekolah fesyen terbaik di Indonesia untuk terus keep up dengan industri fesyen, baik secara bisnis maupun teknis.
Di sisi lain, tantangan yang juga harus mereka hadapi adalah membangun semua pondasi Luxxe Studio dari dasar seperti produksi, pemasaran, hingga kepercayaan pelanggan satu per satu.
"Karena platform, e-commerce dulu belum se-populer sekarang, kami harus melakukan transaksi satu per satu lewat fitur perpesanan di media sosial," ujar Sabila.
Dirinya pun memutuskan untuk memperluas jangkauan bisnis hingga ke seluruh Indonesia melalui Shopee. Setelahnya, bisnis mereka pun terbukti makin melejit.
Dampak Shopee bagi Luxxe Studio
Sejak bergabung dengan Shopee pada tahun 2017, bisnis Luxxe Studio mengalami pertumbuhan yang signifikan. Awalnya, Shopee digunakan sebagai alternatif penjualan atas permintaan pelanggan yang merasa lebih aman bertransaksi melalui platform tersebut. Namun, seiring waktu, mayoritas pelanggan mereka datang dari Shopee.
Sabila mengungkapkan, berbagai fitur dan program yang dihadirkan Shopee mendorong pertumbuhan bisnis Luxxe Studio.
"Kehadiran fitur Shopee Live dan Shopee Video membantu berinteraksi langsung dengan pelanggan dan memperkenalkan produk secara real-time serta menampilkan detail produk guna meningkatkan kepercayaan pelanggan," ungkapnya.
Sabila juga mengatakan, lonjakan pesanan terjadi pada kampanye tanggal kembar seperti 9.9, 10.10, dan 11.11. Ia menyebut, jumlah pesanan meroket hingga 3x lipat dibandingkan hari biasa.
“Pada akhirnya, omzet kami meningkat sebesar 20-30% setiap tahunnya berkat platform Shopee dan menjelang hari Raya, rata-rata peningkatan penjualan kami bisa mencapai hingga 200%, ini berkat partisipasi kami dalam kampanye-kampanye seperti Shopee Ramadan Fashion Bazar,” katanya.
Di sisi lain, Luxxe Studio juga mengakui bahwa ada satu alasan lain produk-produknya kerap diminati. Pihaknya mendesain pakaian dengan menggabungkan unsur tradisional dengan sentuhan modern.
Salah satunya seperti “Raya Collection 2025” mengambil inspirasi dari keanggunan busana perempuan Indonesia. Mereka percaya bahwa produk lokal harus mempunyai karakter yang kuat, namun tetap mempertahankan kualitas, model hingga packaging yang menarik minat pelanggan.
Advertisement
Sukses Berdayakan Wanita Lain
Semangat Kartini pun tidak hanya diwujudkan ketiganya lewat inovasi bisnis, tetapi juga manfaat ekonomi yang dihadirkan kepada komunitas di sekitar. Sabila, Cella, dan Meutia menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal, khususnya ibu-ibu rumah tangga.
Lewat sistem manajemen yang kuat dan lingkungan yang suportif, Luxxe Studio sukses membuat satu tim khusus detail payet yang diisi oleh ibu-ibu, kesejahteraan dan work life balance mereka yang terlibat pun terjamin.
“Salah satu tim kami, yaitu tim khusus detail payet dibantu oleh ibu-ibu di sekitar lingkungan kami. Jam kerja mereka kami atur sampai sekitar pukul 4 sore, sehingga setelahnya mereka tetap bisa pulang, mengurus anak-anak, dan menjalani peran sebagai ibu di rumah," ujar Sabila.
"Dengan pendekatan ini, kami tidak hanya fokus pada kualitas produk, tapi juga pada dampak sosial dari bisnis yang kami bangun. Konsep ini diusung karena bagi kami, Luxxe Studio bukan sekadar brand fesyen, tapi juga wadah untuk memberdayakan dan menginspirasi komunitas, khususnya para perempuan,” jelasnya.
Resep Sukses Geluti Bisnis
Sabila mengungkapkan, sosok Kartini era modern adalah para wanita hebat yang memiliki kapasitas besar untuk membawa perubahan positif di masyarakat. Perempuan pun disebutnya harus berani berani bermimpi, mengambil risiko, dan berinovasi.
Untuk itu, Sabila pun membeberkan resep bisnis ke anak muda, khususnya wanita di industri fesyen. Menurutnya, resep pertama adalah jangan takut gagal, eksekusi adalah kunci utama semua ide bisnis.
“Coba aja dulu, apa pun idenya, yang penting langsung tes ke market. Dari situ kita bisa tahu mana yang works, mana yang perlu diperbaiki. Jangan menunggu sempurna dulu baru mulai, karena justru proses jatuh bangun itu yang bikin kita berkembang,” bebernya.
Sabila mengungkapakan, resep kedua adalah brand identity yang kuat. Ia mengatakan setiap brand harus tahu dan paham pesan yang hendak disampaikan sekaligus target pasarnya.
"Jika resep kedua ini sudah di tangan, sementara resep ketiga sekaligus yang terakhir adalah konsisten dan transparan. Di tengah situasi dunia yang terus berubah, adaptasi adalah kunci untuk bisa bertahan di industri fesyen Indonesia," ungkapnya.
“Dunia terus berubah; tren, cara belanja, bahkan cara berkomunikasi dengan customer juga berubah. Jadi penting banget buat kita tetap adaptif, mau belajar hal baru, dan jangan cepat puas. Nikmati setiap prosesnya, dan terus ambil pelajaran yang datang lewat setiap langkah yang kita jalani,” jelas Sabila.
(*)
Advertisement
