Risma: Untuk Apa Bikin Kota Bagus Kalau Warganya Menganggur

Wali Kota Tri Rismaharini mengungkapkan bahwa dirinya pantang untuk meminta jabatan. Sebab, jabatan dianggapnya mengandung risiko terkait kehidupan masyarakat.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 11 Jan 2020, 20:55 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2020, 20:55 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) meminta anak-anak yang terindikasi tawuran untuk tidak lagi membuat geng. (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Tri Rismaharini atau Risma mengungkapkan bahwa dirinya pantang untuk meminta jabatan. Sebab, jabatan dianggapnya mengandung risiko terkait kehidupan masyarakat.

"Karena, bagi saya itu, saya pantang meminta jabatan. Karena di jabatan itu selalu terkandung risiko di mana saya harus adil, amanah. Kalau di agama fatonah dan sebagainya. Jadi itu berat. Karena itu saya enggak pernah membayangkan," jelas Risma di Jakarta, Sabtu (11/1/2020).

Karenanya, dia tak mau menangkap sinyal apa-apa terkait pujian Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di pembukaan Rakernas I Jumat 10 Januari 2020 kemarin.

"Saya bersyukur Ibu memuji. Artinya sudah menerima apa yang coba saya kerjakan di Surabaya," tegas Risma.

Dia memang acap kali mendengar, jika sudah menjadi Wali Kota lalu naik menjadi Gubernur. Kemudian, usai menjadi Gubernur jadi ke Presiden.

"Bagi saya gimana saya bisa ngangkat (naik). Untuk apa saya Gubernur, untuk apa saya jadi Presiden, misalkan. Tapi warga yang miskin tetap ada. Enggak ada gunanya untuk saya. Itu yang selalu saya tekankan. Itu pun pada diri saya supaya saya tidak berubah," jelas Risma.

"Kadang, kalau ada laporan, Ya Tuhan, sudah saya cari sampai kemana-mana, orang punya masalah, misalkan enggak bisa sekolah. Kenapa masih ada terus setiap hari. Artinya memang saya enggak boleh berpuas hasil," lanjut dia.

Menurut dia, apa yang dilakukan Surabaya, jangan hanya dilihat perkembangan fisiknya semata. Manusianya juga harus diurusi.

"Untuk apa saya bikin kota itu bagus, untuk apa membangun kota kemudian warga enggak bisa sekolah, nganggur. Untuk apa? Enggak ada gunanya kan kita bangun itu. Makanya saya selalu sampaikan, kita anggarkan pendidikan 30 persen," tegas Risma.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Berat mengelolanya

 

Dia pun berharap, status tak ada lagi kawasan kumuh di Surabaya bukan menjadi alasan, masyarakatnya berdiam diri. Harus dipikirkan juga agar bisa mendapatkan kesejahteraan.

"Jadi memang berat mengelola. Makanya, saya enggak berani untuk meminta bahkan mikirin jabatan lain," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya