Pemerintah Pastikan Tak Batasi Komunikasi WNI dari Wuhan dengan Keluarga

Sebanyak 238 WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China diwajibkan mengikuti observasi selama 2 pekan di Natuna, Kepri.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 02 Feb 2020, 15:29 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2020, 15:29 WIB
Mendarat di Batam, WNI dari Wuhan Langsung Disemprot Disinfektan
Sejumlah WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China berada di dalam pesawat Hercules sebelum menuju Natuna, Kepulauan Riau di bandara internasional Hang Nadim, Batam, Minggu (2/2/2020). (Photo by Handout/Indonesian Embassy/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 238 warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Kota Wuhan, China kini harus menjalani observasi di Natuna, Kepulauan Riau. Sesuai ketentuan Badan Kesehatan Dunia (WHO), mereka akan mengikuti observasi kesehatan selama 14 hari atau dua pekan.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto berharap, ratusan WNI itu bisa mengikuti masa observasi di Natuna dengan baik sebelum dipulangkan ke rumahnya masing-masing. Dia memastikan, pemerintah tidak membatasi komunikasi mereka dengan para keluarga.

"Tidak ada mematikan sinyal di sini. Jadi komunikasi harus dibuka, semua silakan ya," ujar Terawan usai menyambut kedatangan 238 WNI di Pangkalan Udara Raden Sajad, Pulau Natuna, Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020) siang.

Terawan memastikan, pemerintah telah maksimal memberikan yang terbaik untuk warganya dari ancaman wabah virus corona. Meski persiapan tak lebih dari 24 jam, dia memastikan proses observasi terhadap WNI dari Wuhan berjalan maksimal.

Sejumlah tim medis dan dokter spesialis telah disiapkan di tempat observasi. Secara melekat, mereka akan mendampingi 238 WNI selama 14x24 jam atau selama 2 pekan masa observasi. Pemerintah juga akan terus memantau perkembangan kesehatan mereka.

"Nanti pelan-pelan sambil berjalan observasi kita perbaiki apa yang kurang," tuturnya.

Pemerintah memang belum mengizinkan media mengakses ke dalam lokasi observasi WNI yang pulang dari Wuhan, China. Kendati begitu, Terawan memastikan pemerintah terbuka dan membiarkan 238 WNI yang diobservasi itu tetap bisa bisa mengakses alat komunikasi.

"Nanti kan dari keluarga sendiri akan nelpon sendiri, lebih baik itu, fair. Apa yang terjadi kita terbuka. Mudah-mudahan tidak ada yang komplain dan mereka menyadari (proses observasi) itu regulasi dunia," kata Terawan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Tiba di Natuna

Mendarat di Batam, WNI dari Wuhan Langsung Disemprot Disinfektan
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan ke WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China saat tiba di bandara internasional Hang Nadim, Batam, Minggu (2/2/2020). Para WNI langsung ke luar pesawat untuk selanjutnya menuju Natuna, Kepulauan Riau. (Photo by Handout/Indonesian Embassy/AFP)

Sebelumnya, sebanyak 238 warga negara Indonesia (WNI) tiba di Pangkalan Udara Raden Sajad, Pulau Natuna, Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020) siang. Mereka dibawa tiga pesawat, yaitu pesawat Hercules C130, pesawat Boeing 737-400, dan satu pesawat milik TNI AU.

Sekitar 5 menit setelah mendarat, pintu pesawat pertama yang membawa WNI dari Wuhan langsung dibuka. Sejumlah petugas berpakaian putih terlihat keluar dan mempersiapkan penurunan WNI dengan petugas yang ada di darat.

Lima menit kemudian, satu per satu penumpang yang juga berpakaian putih turun dari pesawat yang umumnya menenteng tas jinjing. Dengan berjalan kaki mereka kemudian menuju hanggar observasi yang tak jauh dari titik pendaratan.

Menteri Kesehatan dokter Terawan Agus Putranto menegaskan jumlah WNI yang tiba di Natuna adalah 238 orang. Ada tujuh orang yang batal diterbangkan ke Tanah Air dengan sejumlah alasan.

"Yang tiba fix 238 orang, 4 orang mengundurkan diri dan 3 orang lainnya tidak lolos pemeriksaan oleh Pemerintah China," jelas Terawan di Natuna, Kepri, Minggu pagi.

Dia juga memastikan bahwa sebelum keberangkatan dari Wuhan, China sudah dilakukan pemeriksaan dan dinyatakan WNI yang dipulangkan dari Wuhan dalam kondisi sehat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya