4 Hal Terkait Kecelakaan Speed Boat di Sungai Sebangau Tewaskan Paspampres

Kecelakaan speed boat itu terjadi saat kapal Korem berkapasitas mesin 500 PK bertabrakan dengan kapal Taman Nasional Sebangau.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 10 Mar 2020, 16:55 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2020, 16:55 WIB
Tabrakan Speed Boat
Evakuasi korban tabrakan speed boat di perairan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar. (Foto: SAR Pontianak/Raden AMP)

Liputan6.com, Jakarta - Kecelakaan antara speed boat terjadi di Sungai Sebangau, Kalimantan Tengah pada Senin, 9 Maret 2020. Speed boat tersebut diketahui merupakan rombongan Paspampres.

Kecelakaan speedboat itu terjadi saat kapal Korem berkapasitas mesin 500 PK bertabrakan dengan kapal Taman Nasional Sebangau.

Korban meninggal dunia akibat kecelakaan itu pun berjumlah 7 orang. Salah satu di antaranya adalah Dandim 1011/Kuala Kapuas Letkol Kav Bambang Kristianto Bawono.

"Dandim Kapuas 1011 Klk Letkol Kav Bambang Kristianto Bawono ditemukan dalam keadaan sudah meninggal dunia, sekitar pukul 15.55 WIB," ujar Kepala Bidang Diklit, Pengembangan dan Humas RSUD Doris Sylvanus dr Riza Syahputra, Senin, 9 Maret 2020.

Tak hanya itu, dua orang lainnya yang menjadi korban adalah warga negara asing atau WNA. Speed boat yang ditumpangi tim dari Paspampres rencananya bakal memantau lokasi yang akan dikunjungi Ratu Belanda.

Berikut 4 hal terkait kecelakaan speedboat rombongan paspampres di Sungai Sebangau, Kalimantan Tengah dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


1 Personel Paspampres Meninggal Dunia

Labaran Topat
Sambil berpatroli, Polair Polda NTB melakukan atraksi di atas speed boat.

Speed boat milik Taman Nasional Sabangau memuat 7 penumpang staf Taman Nasional Sabangau yang hendak menuju kawasan Resort Mangkok, Sungai Sabangau untuk mengirimkan logistik mengalami kecelakaan. Ketujuh staf Taman Nasional Sabangau itu bernama Agung, Mutia, Novi, Mansyah, Ayib, Selvi dan Yuli.

Komandan Pasukan Pengamaman Presiden Mayjen Maruli Simanjuntak memastikan seluruh personelnya yang ada dalam speed boat tersebut dalam kondisi selamat. Namun, ada satu orang dalam speedboat itu yang belum ditemukan, kemudian dinyatakan meninggal.

Dandim 1011/Kuala Kapuas Letkol Kav Bambang Kristianto Bawono meninggal dunia dalam kecelakaan antara rombongan speed boat dalam perjalanan di Balai Taman Nasional Sebangau di Sungai Sebangau, Kalimantan Tengah, Senin siang, 9 Maret 2020.

Kepala Bidang Diklit, Pengembangan, dan Humas RSUD Doris Sylvanus dr Riza Syahputra mengatakan, sejumlah korban kecelakaan sudah masuk ke rumah sakit.

"Dandim Kapuas 1011 Klk Letkol Kav Bambang Kristianto Bawono ditemukan dalam keadaan sudah meninggal dunia, sekitar pukul 15.55 WIB," ucap Doris.

 


27 Orang Jadi Korban, 7 Meninggal Dunia

7 Orang Tenggelam di Gili Ketapang Probolinggo
7 orang yang sedang menaiki speed boat tenggelam akibat cuaca buruk di perairan laut utara Kepulauan Gili Ketapang, Kabupaten Probolinggo Jawa Timur, Sabtu (23/9/2017) pagi. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Seluruh korban kecelakaan speed boat di Sungai Sebangau Kereng Bengkirai, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, telah ditemukan dan dievakuasi. Total ada 27 korban dalam insiden tabrakan kapal rombongan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) ini.

"Total ada sebanyak 27 korban kecelakaan, terdiri dari 20 orang selamat dan dalam perawatan medis, serta tujuh orang lainnya meninggal dunia," kata Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Hendra Rochmawan di Palangka Raya, Selasa (10/3/2020).

Dilansir Antara, 7 orang meninggal dunia itu adalah Dandim 1011/Kuala Kapuas Letkol Kav Bambang Kristianto Bawono serta para tenaga kontrak Taman Nasional Sebangau dan Manggala Agni, yaitu Abi Damansyah, Mutiara, Tyas Novianti, Ibnu Yudhistira Hendrawan, Umrottus S, dan Mansyah.

Untuk jenazah Dandim Kapuas, berdasarkan koordinasi polisi dengan Danrem, akan dipulangkan ke Klaten, Jawa Tengah, hari ini melalui penerbangan ke Yogyakarta.

Hendra menjelaskan, saat ini sejumlah korban kecelakaan speedboat sedang dipantau karena lumayan kritis, yakni Gebran dari Kedutaan Belanda, serta Wahid dan Hadiyanto.

"Keadaannya tadi masih baik-baik saja, tapi informasinya ada luka yang terbuka, sehingga kami anggap ini masih dipantau," kata Hendra.

 


Terkait Kedatangan Ratu Belanda

Tabrakan Speed Boat
Petugas saat mengevakuasi para penumpang dua speed boat yang tabrakan di perairan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar. (Foto: Polda Kalbar/Raden AMP)

Kecelakaan speed boat yang ditumpangi tim dari Paspampres itu rencananya bakal memantau lokasi yang dikunjungi Ratu Belanda.

Usai insiden tabrakan speed boat, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran belum bisa memastikan jadi atau tidaknya kunjungan Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti ke daerah itu.

"Kami akan berhubungan dengan pihak kerajaan dan juga Kementerian Luar Negeri," kata Sugianto, Selasa (10/3/2020).

Sesuai agenda pemprov pada Selasa, akan dilaksanakan rapat koordinasi wilayah pengamanan VVIP kunjungan Raja dan Ratu Belanda ke Kalteng di Aula Eka Hapakat Kantor Gubernur Kalteng.

Seperti yang direncanakan sebelumnya, Raja dan Ratu Belanda akan berkunjung ke sejumlah tempat di Palangkaraya pada 11-13 Maret, di antaranya Taman Nasional Sebangau, Nyaru Menteng, Taman PKK Betang Temanggung Tilung, serta Stadion Tuah Pahoe.

Namun, saat mengecek lokasi guna mengamankan tamu VVIP kunjungan Raja dan Ratu Belanda di Sungai Sebangau, terjadi kecelakaan sungai dialami oleh tim.

 


Kronologi Kecelakaan Speedboat

Speed boat tenggelam dua turis tewas di bali
Speed boat tenggelam dua turis tewas di bali

Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Hendra Rochmawan mengatakan pihaknya belum menerima informasi terkait dengan perubahan rencana kunjungan Raja dan Ratu Belanda ke Palangkaraya usai kecelakaan speed boat.

"Belum ada yang namanya pengulangan susunan acara atau schedule," kata Hendra.

Ia menjelaskan kronologi kecelakaan perahu motor cepat tersebut. Kecelakaan terjadi di tikungan sungai. Tim yang terdiri atas dua kapal yang melakukan survei, yakni kapal tim utama dan pengiring saat belokan berpapasan dengan kapal tim lain yang membawa logistik.

Kapal pembawa logistik cukup besar untuk ukuran sungai kecil tersebut, sehingga pada akhirnya saat kecepatan cukup tinggi dan posisinya sama-sama di tengah akhirnya bertabrakan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya