Liputan6.com, Jakarta - Menonton film porno kerap dianggap sebagai hiburan pribadi oleh sebagian orang. Namun, jika dilakukan secara berlebihan, kebiasaan ini ternyata bisa berdampak serius terhadap kesehatan otak, kondisi mental, hingga hubungan dengan pasangan.
Berdasarkan data terbaru, Amerika Serikat tercatat sebagai negara dengan kunjungan tertinggi ke situs dewasa Pornhub pada Januari 2024. Lebih dari 3 miliar kunjungan terjadi hanya dalam satu bulan, dan sekitar 40 juta warga AS mengakses situs porno secara rutin—dengan 28.258 orang aktif menontonnya setiap detik.
Dampak Serius Pornografi pada Otak dan Perilaku
Menurut terapis pernikahan dan keluarga berlisensi, Danielle Sukenik, konsumsi pornografi yang berlebihan dapat mengacaukan sistem penghargaan di otak.
Advertisement
“Hal ini pada gilirannya menyebabkan peningkatan keinginan dan impulsivitas untuk mencapai tingkat penghargaan sebelumnya di otak,” tulis Sukenik, dilansir New York Post.
Penelitian tahun 2015 menunjukkan bahwa pria yang terlalu sering menonton film porno memiliki lebih sedikit materi abu-abu di area otak yang berperan penting dalam motivasi dan pengambilan keputusan. Efek lainnya adalah berkurangnya sensitivitas terhadap rangsangan seksual, karena otak menjadi "mati rasa" terhadap rangsangan biasa akibat paparan yang terus-menerus.
Ketika dopamin—zat kimia yang memberi rasa senang—terus dibanjiri akibat konsumsi pornografi, otak membangun toleransi. Hasilnya, seseorang membutuhkan konten yang lebih ekstrem untuk mendapatkan efek yang sama.
Fakta ini diperkuat studi tahun 2016 yang menemukan bahwa 49% pengguna akhirnya mencari konten porno yang awalnya tidak mereka sukai, bahkan menganggapnya menjijikkan.
“Karena pornografi dapat memengaruhi perubahan otak dan respons kenikmatan berikutnya, pengguna mungkin merasa perlu mencari konten yang lebih ekstrem,” lanjut Sukenik.
Ganggu Hubungan, Disfungsi Seksual Meningkat
Dampaknya tidak berhenti di sel-sel otak. Menurut studi tahun 2020, sebanyak 23% pria di bawah usia 35 tahun yang rutin menonton film porno mengalami disfungsi ereksi saat berhubungan dengan pasangan nyata. Tak hanya itu, mereka juga membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai orgasme bersama pasangan.
Dalam jangka panjang, kebiasaan ini berdampak buruk pada kualitas hubungan. “Tingkat perselingkuhan yang lebih tinggi, tingkat komitmen yang lebih rendah, peningkatan keterpisahan emosional, dan hilangnya kepercayaan juga terbukti dalam hubungan yang dipengaruhi oleh penggunaan film porno yang bermasalah,” jelas Sukenik.
Advertisement
Risiko Kesehatan Mental: Depresi hingga Gangguan Kepribadian
Penelitian juga menunjukkan bahwa pengguna rutin film porno cenderung memiliki tingkat depresi lebih tinggi, kualitas hidup lebih rendah, dan kesehatan mental yang terganggu. Hal ini makin parah ketika konsumsi dimulai sejak usia muda.
“Penggunaan pornografi dapat memiliki efek yang lebih mendalam pada perkembangan otak,” tulis Sukenik. “Ini karena otak remaja mengalami perkembangan yang cepat.”
Sebuah studi tahun 2021 menemukan bahwa lebih dari 20% siswa yang kecanduan konten porno mengalami tingkat depresi, kecemasan, dan stres yang sangat tinggi. Studi lainnya menunjukkan bahwa paparan pornografi di usia dini berkaitan dengan perilaku impulsif, pelanggaran aturan, bahkan penggunaan narkoba.
Jangan Anggap Remeh Bahaya Pornografi
Meski pornografi sering dianggap sebagai bentuk eksplorasi seksual, dampaknya tidak bisa dianggap enteng. Dari disfungsi otak, kesehatan mental, hingga keretakan hubungan, konsumsi berlebihan film porno bisa menjadi masalah serius jika tidak disadari sejak dini.
Bijak dalam mengakses konten dan menjaga kesehatan mental adalah langkah penting untuk kehidupan yang lebih seimbang dan berkualitas--baik secara fisik, emosional, maupun sosial.
Advertisement
