Hulu Migas RI Masih Sexy, Ada 65 Cekungan Belum Tereksplorasi

Eksplorasi migas di Indonsia masih sangat dibutuhkan. Mengingat kebutuhan energi dalam hal ini energi fosil dalam satu dekade ke depan masih cukup besar.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana Diperbarui 24 Apr 2025, 20:57 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2025, 20:56 WIB
ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah meyakini iklim investasi sektor hulu migas Indonesia sudah mulai bergerak ke arah yang positif. Ditandai sejak beberapa tahun terakhir, dimana pemerintah kembali memberikan pilihan kepada perusahaan untuk menggunakan skema cost recovery dalam kontrak bagi hasil migas.

Kebijakan itu diyakini bisa mendorong daya tarik dan agresifitas pelaku usaha untuk melakukan eksplorasi dan meningkatkan produksi migas.

Koordinator Pengawasan Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi, Ditjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yulianto, menegaskan bahwa eksplorasi migas masih sangat dibutuhkan. Mengingat kebutuhan energi dalam hal ini energi fosil dalam satu dekade ke depan masih cukup besar.

Dengan sumber daya alam migas di Indonesia saat ini, menurut dia, seharusnya Indonesia bisa terhindar dari ancaman krisis energi.

"Saat ini industri migas Indonesia masih menarik di tengah berbagai kendala yang terjadi. Pemerintah juga terus mendorong berbagai perbaikan baik dari sisi regulasi maupun fiscal term agar dapat mengakomodir kebutuhan investor," ungkapnya dalam acara Media Briefing menuju IPA Convex 2025 di Jakarta, Kamis (24/4/2025).

Punya Daya Saing Menarik

Lebih lanjut, Yulianto juga optimistis jika daya saing industri hulu migas di Indonesia masih menarik. Namun tetap harus memperhatikan juga dengan penawaran yang ada di negara-negara lain.

"Dilihat dari perkembangan joint study yang ada sebanyak 24 joint study, hal itu menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan bagi minat investasi. Tetapi tidak cukup sampai di situ. Harus terus diupayakan perbaikan term and condition, dan hal-hal lainnya seperti regulasi yang terkait," desaknya.

"Koordinasi antar pemangku kepentingan termasuk pemerintah daerah sangat penting dilakukan untuk semakin meningkatkan daya saing Indonesia," dia menekankan.

Sementara Kepala Divisi Prospektivitas Migas dan Manajemen Data Wilayah Kerja SKK Migas, Asnidar, menilai masih ada peluang untuk meningkatkan daya saing Indonesia dengan beberapa cara. Pertama, memberikan peluang bagi hasil yang lebih lebar untuk kontraktor khususnya pada lapangan-lapangan frontier.

"Hal ini juga mencakup pemberian insentif yang lebih besar bagi para pelaku industri di area frontier yang memiliki keterbatasan akses dan biaya eksplorasi serta risiko yang lebih tinggi, seperti area laut dalam dan area dengan topografi yang menantang," ungkapnya.

 

65 Basin Belum Tereksplorasi

lustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)... Selengkapnya

Berdasarkan data, saat ini ada sekitar 65 dari 128 basin yang belum dieksplorasi, tetapi diyakini memiliki potensi cadangan hidrokarbon yang besar.

Agresifitas eksplorasi, menurut Asnidar, terlihat dalam beberapa tahun terakhir ini. Khususnya dengan telah disiapkannya budget mencapai USD 300 juta untuk melakukan kegiatan eksplorasi di area terbuka. "Jadi, ini momentum yang tepat," tegasnya.

Di sisi lain, Senior Manager Exploration Petronas Indonesia Ruszaidi B Kahar menekankan, pihaknya sebagai investor selalu memegang prinsip dalam menjalankan bisnisnya.

 

Sorotan Perusahaan Luar untuk Potensi Migas

Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)... Selengkapnya

Ada beberapa hal yang jadi pertimbangan perusahaan terkait dengan potensi migas di suatu negara. Mulai dari kemudahan menjalankan bisnis, stabilitas nasional, kebijakan fiskal, dan kepastian hukum.

"Kami harap ada fleksibilitas dari pemerintah, termasuk fiscal term. Jika berdasarkan karakteristik wilayah kerja yang ada, misalnya low risk, mid risk dan high risk, maka wilayah yang high risk sebaiknya diberikan fiskal term yang lebih fleksibel," ujarnya.

Menurut dia, dengan banyaknya potensi migas yang belum dieksplorasi di Tanah Air memberikan keyakinan kuat bahwa kegiatan eksplorasi ke depannya akan membuat Indonesia bisa menjadi negara pilihan yang menarik bagi pemain energi global.

Sehingga, para investor akan memilih untuk berinvestasi dalam proyek-proyek jangka panjang di Indonesia. "Dari sisi country risk, Indonesia termasuk beruntung karena letaknya cukup strategis dengan sumber daya alam yang berlimpah. Sekarang tinggal bagaimana memonetasi kedua hal tersebut," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya