Selain Air Galon, Sebelum Meninggal Yulie Hanya Makan Singkong Seukuran Jempol

Muhammad Holik, suami almarhumah Yulie Nuramelia, membagikan kisah hidupnya yang kelaparan hingga harus minum air galon isi ulang selama dua hari.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 22 Apr 2020, 16:25 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2020, 16:24 WIB
Penyebab Meninggalnya Yulie Belum Diketahui
Wali Kota Serang, Syafurdin, mengaku belum mendapatkan laporan resmi penyebab meninggalnya Ibu Yulie Nuramelia (Foto:Liputan6/Yandhi Deslatama)

Liputan6.com, Jakarta - Muhammad Holik, suami almarhumah Yulie Nuramelia, membagikan kisah hidupnya yang kelaparan hingga harus minum air galon isi ulang selama dua hari. Dia bercerita kalau perut keluarganya terisi makanan hanya hingga Rabu pagi, 15 April 2020. Hingga akhirnya ada salah satu anaknya yang menghubungi relawan untuk meminta bantuan.

Relawan itu datang pada Jumat, 17 April 2020 dengan membawa bantuan sembako seperti beras, telur hingga minyak goreng.

"Ini yang ngasih duluan, katanya ada hamba Allah yang ngasih. Saya juga makasih ada yang nyumbang, membantu," kata Holik, ditemui di Kota Serang, Banten, Rabu (22/4/2020).

Selama dua hari itu, keluarga Yulie hanya mengisi perutnya dengan air galon. Bahkan sebelum itu terjadi, kerap menahan lapar dengan merebus singkong yang ditanam di sekitar rumahnya. Meski singkong itu masih berukuran kecil dan belum layak konsumsi. Namun apa daya, kebutuhan perut tak bisa ditahan.

Malu Minta Tolong Tetangga

Sedangkan untuk meminta bantuan ke tetangga, baik Holik maupun Yuli mengaku malu. Sehingga berusaha menutupi kesulitan dan rasa laparnya dengan singkong yang seukuran jempol tangan.

"Makan yang ada aja, singkong itu dicabut, enggak layak makan lah, karena kepepet. Mau minta-minta ke tetangga kan malu. Kalau rejeki mah kan Allah yang ngatur. Mudah-mudahan ada milik, kalau enggak ada milik mah ya itu kosong, minum air, ngerebus singkong," terangnya.

Mengenai penyebab pasti istrinya meninggal, dia mengaku tidak tahu pasti. Lantaran di tengah rasa lapar dan pandemi covid-19, Holik berusaha tetap mengais rejeki. Namun saat istrinya menghembuskan nafas terakhir, Holik tak dapat mendampinginya.

"Waktu itu saya lagi kerja, di telepon anak. Katanya bunda pingsan. Saya enggak tahu kenapa. Karena kondisinya enggak kenapa-kenapa (masih sehat)," jelasnya.

TV Kelaparan
TV Kelaparan
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya