Liputan6.com, Serang - Yuli, warga Kelurahan Lontarbaru, Kecamatan Serang, Banten yang meninggal karena diduga kelaparan meninggalkan empat anak. Mereka ada yang putus sekolah, masih sekolah hingga berusia 7 bulan.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Banten Uut Lutfi menyatakan, seluruh anak almarhumah harus jadi perhatian pemerintah.
"Harapan kami anak ini tetap bersekolah, sehingga dinas terkait harus mempersiapkam bantuan itu," kata Uut Lutfi, Serang, Banten, Selasa (21/04/2020).
Advertisement
Termasuk memperhatikan tumbuh kembang dan kesehatan anak bungsu almarhumah yang masih berusia tujuh bulan, agar tidak kekurangan gizi dan pendidikannya terjamin hingga besar nanti. Selain itu, dampak psikologis dan sosialnya juga harus diperhatikan oleh pemerintah Kota Serang maupun Pemprov Banten.
"Termasuk anak yang paling bungsu, 7 bulan, harus diperhatikan masa kembangnya. Sekarang sedang di urus bibi nya, pengakuan bapaknya," terangnya.
Gandeng Semua Elemen
Pemkot Serang dan Pemprov Banten harus menggandeng semua elemen dan relawan untuk mencari tahu keluarga mana saja yang benar-benar membutuhkan dan belum tersentuh bantuan. Sehingga kasus Yuli yang harus menahan lapar dengan meminum air galon selama dua hari sebelum akhirnya meninggal tidak lagi terulang.
"Ini mudah-mudahan kasus terakhir. Pemerintah, satgasnya harus bekerjasama dengan peran pemuda, keluarga mana yang membutuhkan bantuan, harus dikasih bantuan. Jangan sampai setelah keninggal, pemerintah merasa kecolongan," jelasnya.
Advertisement