Mudik Sebabkan Mudarat, Muhammadiyah Minta Masyarakat Ikuti Perintah Jokowi

Menurut Haedar, dalam kondisi pandemi corona saat ini, mudik dapat tergolong sebagai sesuatu yang membawa mudarat, atau membawa kerugian.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 24 Apr 2020, 08:16 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2020, 08:03 WIB
Pertemuan PBNU dan Muhammadiyah-Said Aqil Siradj-Haedar Nashir
Ketum PP Muhammadiyah H. Haedar Nashir memberi keterangan di kantor PBNU, Jakarta, Jumat (23/3). Pertemuan membahas implementasi Islam yang damai dan toleran menuju Indonesia berkeadilan dalam menyongsong tahun politik. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengeluarkan atauran larangan mudik lebaran 2020 yang mulai berlaku pada Jumat, 24 April 2020. Aturan tersebut dilakukan untuk mencegah dan memutus rantai penyabaran virus Covid-19 atau corona.

Dengan adanya larangan tersebut, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nahsir mmeminta warga Muhammadiyah dan seluruh umat muslim mentaati aturan tersebut.

"Kita saat ini, sedang berada dalam suasana musibah besar yakni wabah Covid-19, maka mudik perlu menjadi pertimbangan untuk tidak dilakukan. Kegiatan-kegiatan keagamaan saja sudah dibatasi sedemikan rupa sesuai dengan hukum syariat, maka mudik tentu saja sebagai kegiatan sosial dapat dihentikan atau tidak dilaksanakan," kata Haedar dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (24/4/2020).

Menurut Haedar, dalam kondisi pandemi corona saat ini, mudik dapat tergolong sebagai sesuatu yang membawa mudarat, atau membawa kerugian.  Segala hal yang membawa kerugian, jelas tidak dianjuran dalam agama islam.

"Dalam suasana seperti ini kedepankan prinsip dalam agama sebagaimana hadits Nabi, 'La dharara wa Laa dhirara', jangan melakukan sesuatu yang menimbulkan kemudharatan atau kerugian diri sendiri dan keluarga, juga menimbulkan kerugian dan kemudharatan bagi orang banyak," sambungnya.

Meski tidak melakukan mudik lebaran, bukan berarti masyarakat tidak bisa pergi ke kampung halamannya. Karena, apa yang telah dianjurkan pemerintah mempunyai manfaat yang baik.

"Maka saatnya kita sekarang ini mencoba untuk mengerem semua kegiatan termasuk mudik. Mudik bisa diganti diwaktu lain disaat kita sudah keluar dari musibah ini, Insyaalah akan ada manfaatnya," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Minta Pemerintah Konsisten

Begini Suasana Terminal Kampung Rambutan
Sejumlah calon pemudik bersiap memasuki bus di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Rabu (22/4/2020). Terminal Kampung Rambutan masih melayani penumpang menjelang pelarangan mudik Lebaran 2020 guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19 pada Jumat 24 April mendatang. (merdeka.com/Imam Buhori)

Selain itu, ia ingin agar kebijakan pemerintah saat ini sejalan dengan sebagian organisasi masyarakat dalam menghadapi virus corona yang masih melanda Indonesia.

"Jangan sampai pertimbangan-pertimbangan ekonomi dan hal-hal lain, lalu kebijakan transportasi dan mudik dari pemerintah tidak sejalan dengan imbauan mudik dari ormas-ormas. Kita semuanya ingin keluar dari musibah yang besar ini dan kita berharap, dan bermunajat agar bangsa Indonesia dan warga dunia juga segera berakhir dari wabah Covid-19 ini. 

Dia berdoa agar wabah atau pandemi corona ini dapat segera berakhir. Dirinya juga ingin agar masyarakat untuk menunda mudik lebaran.

"Agar semua anggota masyarakat untuk terus berikhtiar termasuk tidak perlu mudik untuk tahun ini serta kegiatan-kegiatan sosial lain yang dapat memperluas menularnya wabah Covid-19. Semoga Allah meringankan dan memberi jalan keluar bagi bangsa Indonesia dan warga dunia dari wabah yang besar ini," tutupnya.

 

Reporter: Nur Habibie

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya