Udara Panas dan Gerah, Ini Penjelasan BMKG

BMKG menyebut, masyarakat di sejumlah wilayah di Tanah Air mengeluhkan gerah dan panas pada beberapa hari terakhir.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 27 Mei 2020, 07:32 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2020, 07:32 WIB
Waspada, Cuaca Jakarta Memanas
Warga beraktivitas menggunakan payung saat suhu udara mencapai 35 derajat Celcius di Kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (22/10/2019). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah) Event

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut 35 persen wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau. Salah satunya Jakarta.

BMKG menyebut, masyarakat di sejumlah wilayah di Tanah Air pun mengeluhkan gerah dan panas pada beberapa hari terakhir.

Laporan pencatatan meteorologis suhu maksimum udara (umumnya terjadi pada siang atau tengah hari) di Indonesia, dalam 5 hari terakhir ini, berada dalam kisaran 34-36 derajat Celcius. Catatan BMKG, beberapa kali suhu udara >36 derajat Celcius tercatat terjadi di Sentani, Papua.  

Fenomena udara gerah adalah fenomena biasa pada saat memasuki musim kemarau. Suasana gerah secara meteorologis disebabkan suhu udara yang panas disertai dengan kelembapan udara yang tinggi.

"Kelembapan udara yang tinggi menyatakan jumlah uap air yang terkandung pada udara. Semakin banyak uap air yang dikandung dalam udara, maka akan semakin lembap udara tersebut, dan apabila suhu meningkat akibat pemanasan matahari langsung karena berkurangnya tutupan awan, suasana akan lebih terasa gerah," ujar Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal dalam siaran tertulis BMKG, Jakarta, Selasa (26/5/2020).

Suhu mencapai 36 derajat Celcius juga terjadi di Jakarta. BMKG menyebut periode April-Mei, suhu udara di Jakarta dan daerah penyangganya (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) memang cukup tinggi, selain periode Oktober-November. Ini dilihat secara statistik berdasarkan data historis.

"Pada musim kemarau suhu udara maksimum di Jakarta umumnya berada pada rentang 32-36 derajat Celcius. Udara panas gerah juga lebih terasa bila hari menjelang hujan, karena udara lembap melepas panas laten dan panas sensibel yang menambah panasnya udara akibat pemanasan permukaan oleh radiasi matahari," kata Herizal.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Wilayah Perkotaan Lebih Panas

Herizal merinci, berdasarkan pemantauan BMKG, suhu maksimum tertinggi terjadi di Soekarno-Hatta 35 derajat Celcius, Kemayoran 35 derajat Celcius, Tanjung Priok 34,8 derajat Celcius, dan Ciputat 34,7 derajat Celcius.

"Wilayah perkotaan terutama di kota besar umumnya memiliki suhu udara yang lebih panas dibandingkan bukan wilayah perkotaan. Sementara itu catatan kelembapan udara menunjukkan sebagian besar wilayah Indonesia berada pada kisaran >80% - 100%, yang termasuk berkelembapan tinggi," jelas Herizal.

Sebelumnya, BMKG mengungkap, hingga pertengahan Mei 2020, 35 persen wilayah Zona Musim (ZOM) memang sudah memasuki musim kemarau. Wilayah itu antara lain, sebagian besar wilayah di NTT dan NTB, sebagian Jawa Timur bagian selatan, sebagian Jawa Tengah bagian utara dan timur, sebagian Jawa Barat bagian utara dan timur serta Bekasi bagian utara, Jakarta bagian utara, dan sebagian daerah Papua dan Maluku.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya