Liputan6.com, Jakarta Top 3 news hari ini, Kapolri Jenderal Idham Azis mengungkap kronologi penangkapan Djoko Tjandra.
Berawal dari perintah Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk segera membawa pulang buronan kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia terkait pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali ini ke Tanah Air.Â
Usai Tim pemburu Djoko Tjandra dibentuk, pihaknya langsung mengirimkan surat kepada Kepolisian Diraja Malaysia.Â
Advertisement
Sebelum keberadaannya diketahui, Djoko Tjandra ](4319208 "")disebut kerap berpindah-pindah tempat untuk mengelabui petugas.
Sementara itu, menurut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md, rencana penangkapan Djoko Tjandra telah dirancang sejak tanggal 20 Juli.Â
Selain itu, banyak pihak yang mengusulkan agar Presiden Jokowi menghubungi Pemerintah Malaysia untuk menyerahkan Djoko Tjandra. Namun, seperti diketahui tertangkapnya Djoko Tjandra cukup melalui police to police.
Terkait pelaksanaan Idul Adha kali ini di masa pandemi, masyarakat diminta untuk mematuhi prokol kesehatan yang telah diterapkan pemerintah terkait perayaan Idul Adha.
Menurut Ahli Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono, pemotongan kurban seharusnya dilakukan di tempat pemotongan hewan. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerumunan.
Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com, sepanjang Jumat, 30 Juli 2020:
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Cerita Kapolri Menangkap Djoko Tjandra: Dia Licik dan Kerap Berpindah Tempat
Bareskrim Polri menangkap Djoko Tjandra di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis 30 Juli 2020 malam. Kapolri Jenderal Idham Azis menyebut penangkapan Djoko Tjandra merupakan komitmen Polri dalam menegakkan hukum.
"Penangkapan ini merupakan bentuk komitmen Polri membantu pemerintah menangkap sejumlah buronan kakap," ujar Idham dalam keterangannya, Jumat (31/7/2020).
Idham bercerita bagaimana proses penangkapan Djoko Tjandra. Menurut dia, dua pekan lalu Presiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan dirinya mencari sekaligus menangkap Djoko Tjandra. Idham kemudian membuat tim untuk memburu Djoko Tjandra.
Proses kerja sama tim membuahkan hasil hingga akhirnya keberedaan Djoko Tjandra diketahui. Kemudian pada hari Kamis (30/7/2020), Kepala Bareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo berangkat ke Malaysia untuk memimpin proses penangkapan. Turut mendampingi Kadiv Propam Polri Irjen Sigit.
"Djoko Tjandra ini memang licik dan sangat pandai. Dia kerap berpindah-pindah tempat. Tapi, alhamdulillah berkat kesabaran dan kerja keras tim, Djoko Tjandra berhasil diamankan," kata mantan Kapolda Metro Jaya ini.
Â
Advertisement
2. Mahfud Md: Penangkapan Djoko Tjandra Sudah Dirancang Sejak 20 Juli 2020
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengaku tak kaget buronan kasus Cessie Bank Bali, Djoko Tjandra akhirnya ditangkap oleh Kepolisian RI di Malaysia.
"Saya tidak kaget karena operasi ini dirancang sejak tanggal 20 Juli. Jadi 20 Juli lalu, saya mau mengadakan rapat lintas kementerian dan aparat penegak hukum untuk buat rencana operasi penangkapan," kata Mahfud di Jakarta, Jumat, 30 Juli 2020 dini hari.
Pada waktu itu, kata Mahfud, Indonesia Police Watch (IPW) dan banyak pihak mengusulkan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghubungi Pemerintah Malaysia untuk menyerahkan Djoko Tjandra.
"Tetapi waktu itu, Pak Listyo meyakinkan kami tidak usah G to G. Namun, cukup police to police. Kabareskrim pun berangkat pada malam itu," kata Mahfud seperti dikutip dari Antara.
Â
3. HEADLINE: Idul Adha di Masa Pandemi, Waspada Potensi Kerumunan Saat Pembagian Daging Kurban
Perayaan Idul Adha pada tahun ini akan berlangsung berbeda dari sebelumnya. Masyarakat akan melaksanakan salat Idul Adha dan menyembelih hewan kurban dengan menerapkan protokol kesehatan. Hal ini lantaran masih tingginya ancaman virus corona covid-19 di Indonesia.
Ahli Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono menuturkan, masyarakat kini tinggal mengikuti prokol kesehatan yang telah diterapkan pemerintah terkait perayaan Idul Adha ini. Namun begitu, dirinya menyanksikan masyarakat dapat memenuhi imbauan tersebut.
"Kalau pemerintah sudah mengizinkan dengan protokol tertentu tinggal diikuti protokolnya. Tapi apakah mungkin protokol dilakukan. Kenapa tidak dilakukan di tempat pemotongan hewan saja. Di DKI, ditempat pemotongan hewan karena itu lebih aman lebih rendah resikonya. Walaupun ada protokol ternyata tidak sepenuhnya diikuti oleh masyarakat," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Kamis (30/7/2020).
Ia khawatir, kerumunan yang terjadi saat momen tersebut bisa membuat kurva kasus corona covid-19 meningkat. Kendati belum sampai pada tahap pembentukan kluster baru.
Karena itu, agar kerumunan dapat terhindar, Ia mengungkapkan panitia dapat mensiasatinya dengan sejumlah langkah. Yaitu memberikan daging kurban dengan sistem kupon yang diberi jeda waktu, agar penumpukan massa tidak terjadi.
Â
Advertisement