Liputan6.com, Jakarta - Polisi akan memeriksa Hadi Pranoto, pria yang mengaku menemukan obat herbal Covid-19. Namun, dia tak diperiksa terkait hoaks yang dilaporkan Ketua Umum Cyber Indonesia, Muannas Alaidid.
Justru Hadi Pranoto bakal diperiksa soal laporannya ke polisi atas dugaan pencemaran nama baik dengan terlapor Muannas.
"Kami memanggil Hadi Pranoto, untuk bisa hadir Pada Senin. Kami akan minta klarifikasi terkait laporan yang dibuatnya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, Jakarta, Jumat (7/8/2020).
Advertisement
Yusri mengatakan, penyidik menerima laporan Hadi Pranoto perihal dugaan pencemaran nama baik yang dilakukan oleh Muannas Alaidid. Penasihat Hukum, Hadi Pranoto membuat laporan ke Polda Metro Jaya pada Kamis 6Â Agustus 2020 malam. Penyidik sedang mempelajari laporan tersebut.
"Laporan sudah kami terima, sekarang lagi diteliti. Karena laporannya baru masuk tadi malam. Rencana tim penyelidik akan memanggil pelapor sendiri," ujar Yusri.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Laporan Hadi Pranoto
Sebelummya, wawancara musikus Erdian Aji Prihartanto alias Anji dengan Hadi Pranoto terkait klaim obat Covid-19 yang tayang di chanel youtube berbuntut panjang.
Ketua Umum Cyber Indonesia, Muannas Alaidid, dan Hadi Pranoto saling lapor polisi. Hadi Pranoto menuding Muannas telah melakukan pencemaran nama baik.
Penasihat Hukum, Hadi Pranoto Angga menyampaikan melampirkan bukti berupa rekaman video wawacara Muannas Alaidid dengan awak media. Angga mengtakan, video itu juga telah beredar di media sosial instagram.
Menurut dia, keterangan Muannas Alaidid sangat menyudutkan kliennya. "Klien kami merasa wah ini kok tidak pernah di jelaskan tapi kok ternyata dipersepsikan lain oleh si MA (Muannas Alaidid-red).
Angga menerangkan, Muannas Alaidid mempersoalkan wawancara kliennya dengan Anji terkait klaim obat Covid-19. Tapi, ada kalimat yang disampaikan Muannas Alaidid justru tak pernah dibahas dalam video.
"Muannas Alaidid menjelaskan klien kita ada tidak percaya sama swab, rapid test malah sampai membohong-bohongi msyarakat, nanti dilihat saja di kontennya dia apakah klien saya ngomong gitu," ujar dia.
"Kedua Muannas Alaidid menjelaskan klien saya menyatakan sebagai profesor, padahal klien saya tidak pernah mengaku sebagai profesor," dia menandaskan.
Advertisement