Survei Pilpres: Prabowo, Ridwan Kamil, hingga Giring Eks Nidji Masuk Bursa Capres di 2024

Menurut Dendik, rivalitas antara kedua kepala daerah yang bertetangga itu mendorong pula kompetisi dalam menelurkan kebijakan.

oleh Luqman RimadiLiputan6.com diperbarui 16 Sep 2020, 12:34 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2020, 09:02 WIB
Ridwan Kam
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan keterangan kepada pers usai mendapatkan suntik vaksin Covid-19 di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Jumat (28/8/2020). (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Jakarta Dinamika politik menuju pemilihan presiden (Pilpres) 2024 makin menemukan bentuknya, di mana posisi tiga besar dikuasai oleh figur-figur utama. Prabowo Subianto, menteri pertahanan yang juga mantan calon presiden penantang Jokowi pada Pemilu 2019 silam, masih kokoh di puncak elektabilitas.

Survei yang dilakukan Polmatrix Indonesia menunjukkan elektabilitas Prabowo bertengger di angka 18,5 persen, sedikit turun dari survei pada bulan Mei 2020 sebesar 18,9 persen. Pada urutan berikutnya adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, naik tipis dari 13,7 persen menjadi 13,9 persen.

Perubahan terjadi pada posisi ketiga, di mana sebelumnya diduduki oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, kini tergeser oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Elektabilitas Anies turun dari 12,8 persen menjadi 10,6 persen, sedangkan Kang Emil melonjak dari 7,9 persen menjadi 11,1 persen.

"Konfigurasi baru pertarungan elite politik menampilkan tiga besar menuju 2024, yaitu Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Ridwan Kamil," ungkap Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto dalam press release di Jakarta pada Rabu (16/9/2020).

Perubahan ini terekam dalam periode empat bulan sejak survei sebelumnya yang dilakukan pada Mei 2020.

Sementara Prabowo dan Ganjar makin mengokohkan diri, kenaikan elektabilitas Kang Emil yang menggeser posisi Anies menarik untuk dicermati.

Menurut Dendik, rivalitas antara kedua kepala daerah yang bertetangga itu mendorong pula kompetisi dalam menelurkan kebijakan. Kang Emil lebih berhasil mendulang keuntungan secara elektoral dibandingkan dengan Anies.

Demikian pula dalam kasus gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan walikota Surabaya Tri Rismaharini. Elektabilitas Khofifah sedikit turun dari 5,6 persen menjadi 5,2 persen, sedangkan Risma merosot dari 3,0 persen menjadi hanya 1,6 persen. Seperti halnya Kang Emil, sosok Khofifah lebih dinilai positif dibandingkan Risma, lanjut Dendik.

Figur lainnya relatif stabil, seperti mantan cawapres Sandiaga Uno yang turun sedikit dari 8,6 persen menjadi 8,4 persen, dan ketua umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dari 2,7 persen menjadi 2,5 persen.

Hanya menteri BUMN Erick Thohir yang merosot dari 3,6 persen menjadi 1,2 persen dan Menko Polhukam Mahfud MD dari 1,6 persen menjadi 1,0 persen.

Di tengah stagnasi tersebut, angin segar muncul lewat figur Giring Ganesha, mantan musisi yang terjun ke politik dan kini mengetuai Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

"Giring menjadi figur baru yang berhasil mencuri perhatian publik dengan mengantongi elektabilitas 1,6 persen, menempatkan pada posisi 8 besar," tandas Dendik.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Giring Masih Berpeluang

[Bintang] Giring Nidji
"Yang jelas kalau misalnya dibilang momentumnya itu semenjak ketemu Jokowi sih. Pak Jokowi menunjukkan kalau kita bekerja untuk rakyat dengan jujur, benar, kerja keras pasti ada kok perubahan di negeri ini," ujar Giring. (Nurwahyunan/Bintang.com)

Menurut Dendik, popularitas Giring di mata anak muda menjadi salah satu faktor. Sebagai catatan, setelah tidak lagi menggeluti dunia musik, Giring berkiprah dalam kompetisi esports sebagai penyelenggara Piala Presiden 2020. Cabang olahraga baru gaming ini tengah digandrungi anak-anak muda dan mendapat perhatian serius pemerintah.

"Mengingat 2024 masih lama, peluang Giring masih mungkin naik atau turun, tetapi strategi mendeklarasikan sejak awal bisa mendongkrak PSI sebagai mesin politiknya," pungkas Dendik.

Selain nama-nama tersebut, masih ada figur lain dengan elektabilitas di bawah 1 persen, dan sisanya menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 19,0 persen.

Survei Polmatrix Indonesia dilakukan pada 1-10 September 2020, dengan jumlah responden 2.000 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia.

Metode survei dilakukan dengan menghubungi melalui sambungan telepon terhadap responden survei sejak 2019 yang dipilih secara acak. Margin of error survei sebesar ±2,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya