Keluarga-Sahabat Pertanyakan Kesulitan Polisi Ungkap Pembunuhan Wartawan Sulawesion.com

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono pun membeberkan kesulitan polisi mengungkap kasus dugaan pembunuhan wartawan Sulawesion.com, Demas Laira.

oleh Yopi Makdori diperbarui 24 Sep 2020, 09:59 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2020, 09:37 WIB
Ilustrasi garis polisi. (Liputan6.com/Raden Trimutia Hatta)
Ilustrasi garis polisi. (Liputan6.com/Raden Trimutia Hatta)

Liputan6.com, Jakarta - Wartawan Sulawesion.com, Demas Laira (28) ditemukan meninggal pada 20 Agustus 2020. Pihak keluarga dan sahabat pun mempertanyakan kendala kepolisian dalam mengungkap kasus pembunuhan tersebut.

"Apa yang menyebabkan kira-kira dari kepolisian untuk sulit mengungkap kasus ini? Itu satu pertanyaan dari kami selaku keluarga dan sahabat," kata salah seorang sahabat Demas, Agung Ekayanto dalam acara audiensi daring bersama Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Awi Setiyono, Rabu 23 September 2020.

Dalam kesempatan itu, Agung juga mempertanyakan petunjuk yang telah ditemukan kepolisian. Sebab, pada 24 Agustus 2020, polisi menyebut telah mengantongi nama-nama pelaku. 

"Karena saya yakin Pak Kapolda tak akan berani mengatakan di depan media bahwa pihaknya sudah mengantongi nama-nama pelaku kalau kemudian tidak ada keterangan atau petunjuk yang didapatkan oleh kepolisian daerah Sulawesi Barat," kata dia.

Agung juga mempertanyakan mengapa belum menangkap pelaku jika telah mengantongi keterangan dan petunjuk. 

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono pun membeberkan kesulitan polisi mengungkap kasus dugaan pembunuhan wartawan Sulawesion.com, Demas Laira. Demas ditemukan tewas di pinggir jalan Desa Tassoko, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat pada Kamis 20 Agustus 2020 dengan kondisi 17 luka tusuk di tubuhnya.

"Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh penyidik Polres Mamuju Tengah, pertama bahwasanya belum ada saksi yang melihat langsung. Karena tadi saya sampaikan minimal saksi ada dua, kalau saksi itu satu, bukan kesaksian," kata Awi dalam sesi audiensi daring.

Kesulitan selanjutnya, kata Awi adalah ketidakterbukaan masyarakat di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) penemuan jenazah korban.

"Ini juga, mungkin teman-teman di sana bisa membantu kepolisian untuk ya mencari lah, mencari saksi-saksi yang potensial dari mulut ke mulut. Kemudian bisa membujuknya sehingga memudahkan kepolisian untuk mengungkap kasus ini," ucap Awi.

Kesulitan lain, lanjut Awi, adalah belum ditemukannya barang pribadi korban berupa gawai. Padahal, kata Awi, ponsel tersebut merupakan barang bukti kunci guna mengungkap kasus pembunuhan Demas.

"Ini juga menjadi barang bukti kunci, karena memang semua percakapan, semua kegiatan almarhum di sana. Ini juga masih dalam pencarian," jelas Awi.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Demas ditemukan meninggal dengan 17 luka tusuk

Korban Pembunuhan
Demas Laira wartawan yang diduga menjadi korban pembunuhan di Mamuju Tangah (Foto: Liputan6.com/Istimewa)

DL atau Demas Laira seorang wartawan salah satu media online jenazahnya ditemukan tergeletak di pinggir jalan Desa Tassoko, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat pada Kamis 20 Agustus 2020 sekitar pukul 02.00 Wita. Sebelum ditemukan meninggal dunia, dia diketahui tengah melakukan perjalanan kembali ke kediamannya dari Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Saat ditemukan, warga Desa Bambadaru, Kecamatan Tobadak, Mamuju Tengah itu sudah tidak bernyawa, terdapat 17 luka tusuk yang diduga akibat senjata tajam di sekujur tubuhnya. Selama hidup, menurut keluarga, DL tidak memiliki atau membuat masalah dengan orang lain.

"Kami sekeluarga sangat terkejut, saat mendengar kabar, bahwa Kakak saya ditemukan meninggal di pinggir jalan," kata W (20) adik korban kepada Liputan6.com, Jumat (21/08/2020).

"Beberapa waktu lalu Kakak saya ke rumah tante di Palu. Saat akan kembali ke sini (rumah), dia memberi kabar, bahwa dia singgah di Kota Pasangkayu, bertemu teman-teman klub motornya," dia menambahkan.

Menurut W, berdasarkan informasi yang diterima pihak keluarga, saat akan bertolak pulang ke rumah sekitar pukul 00.00 Wita pada hari kejadian, teman-teman DL di Pasangkayu sempat menahannya agar tak melanjutkan perjalanan karena sudah larut, tetapi, DL tetap nekat. Dalam perjalanan pulang, peristiwa itu menimpa DL.

"Kakak saya ditemukan meninggal di Dusun Bijau, Desa Tassoko. Selain ditemukan meninggal mengenaskan, dia juga kehilangan handphone, serta kameranya," ujar W.

"Kami sangat mengharapkan pihak Kepolisian segera menemukan pelakunya dan menegakkan hukum seadil-adilnya," harap W.

Sedangkan, YW (22) salah satu kerabat DL mengungkapkan, kematian DL meninggalkan duka yang mendalam bagi sanak keluarga. Karena pihak keluarga tak pernah membayangkan, peristiwa itu akan menimpa DL yang dikenal keluarga memiliki pembawaan pendiam.

"Kami rumpun keluarga sangat mendukung penuh para pihak penegak hukum dalam hal ini pihak kepolisian untuk benar-benar serius dalam mengusut kasus ini," kata YW.

"Kami juga keluarga sangat mendukung penuh kinerja dari teman-teman media dalam masalah ini," tutup YW.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya