Liputan6.com, Jakarta Revitalisasi Taman Ismail Marzuki kini sudah mencapai 40,86 persen. Meski demikian, ada beberapa area yang hampir selesai pengerjaanya. Misalnya gedung parkir taman yang sudah mencapai 95,59 persen.
Manajer Komunikasi Perusahaan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Melisa Sjach juga menyebut area Damkar, kemudian lantai dasar (basement), lantai 1, lantai 2 dan lantai mezzanine juga telah masuk tahap akhir.
Baca Juga
Bertepatan dengan Hari Pahlawan, Perayaan 56 Tahun Taman Ismail Marzuki Bakal Tampilkan Fashion Show sampai Pidato Budaya Garin Nugroho
Taman Ismail Marzuki Festival 2024 Siap Digelar, Jadi Refleksi Karya dan Budaya Seni Indonesia
Pidato Kebudayaan TIM, Garin Nugroho Bakal Usung Tema 'Etika, Seni, dan Demokrasi'
Selanjutnya, di area Gedung Parkir Taman ini juga, pengerjaan drainage cell dan geo textile taman atap serta pengerjaan "water proofing: dengan proses tes rendam yang juga telah memasuki tahap akhir.
Advertisement
Sementara itu, di area Perpustakaan dan Wisma Seni pengerjaannya telah mencapai 20,39 persen hingga memasuki pekan ke-67 ini. Saat ini sedang dikerjakan galian basement, pembesian pile cap, tie beam dan lantai basement 2.
Kemudian, pengerjaan di area Perpustakaan dan Wisma Seni sudah memasuki tahap strutting dan pembesian kolam. Selama pengerjaan proyek revitalisasi Taman Ismail Marzuki di tengah pandemi COVID-19, penerapan protokol kesehatan juga dilakukan secara ketat.
Misalnya, setiap pekerja, pegawai maupun tamu akan diukur suhu tubuhnya ketika akan memasuki area proyek. "Kemudian, para pekerja yang suhu tubuhnya tinggi akan diungsikan untuk masuk ke ruang isolasi mandiri yang telah disediakan," kata Mellisa di Jakarta, Sabtu (31/10/2020), seperti dikutip dari Antara.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Rutin Rapid Test
Selain itu, para pekerja juga rutin dilakukan rapid test secara bergiliran. Diharapkan pembangunan revitalisasi TIM dapat menambah gairah dan mengoptimalkan ide-ide kreatif para pegiat seni.
Harapannya pula dengan wajah TIM baru yang lebih megah, modern dan monumental bisa mencetak komunitas-komunitas seni yang produktif. "Sehingga karya-karyanya dapat dinikmati masyarakat umum hingga turis mancanegara," kata Mellisa.
Advertisement