Prajurit TNI yang Teriak Takbir saat Tugas Pengamanan Rizieq Shihab Dikenakan Sanksi

Refki mengatakan, siperekam mengaku menyambut kepulangan Rizieq dan kemudian bertakbir.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 11 Nov 2020, 11:28 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2020, 11:27 WIB
FOTO: Tiba di Petamburan, Rizieq Shihab Disambut Massa Pendukung
Rizieq Shihab menyapa massa pendukungnya saat tiba di kediamannya di Jalan Petamburan, Jakarta, Selasa (10/11/2020). Rizieq Shihab tiba di kediamannya usai pulang dari Arab Saudi. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Viral di sosial media sebuah video yang diduga diambil oleh prajurit TNI saat menuju Bandara Soekarno-Hatta dalam giat pengamanan objek vital dari massa simpatisan Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.

Si perekam mengaku menyambut kepulangan Rizieq dan kemudian bertakbir.

Kapendam Jaya Kolonel Inf Refki Efriandana Edwar menyampaikan, peristiwa dalam video berdurasi 17 detik itu terjadi pada Senin 9 November 2020. Si perekam merupakan prajurit TNI AD berinisial Kopda ATY, anggota Kompi A Yonzikon 11 Kodam Jaya dan tergabung dalam tugas pengamanan objek vital Bandara Soekarno-Hatta. 

"Yang bersangkutan berangkat dari satuan Yonzikon 11 Matraman, Jakarta Pusat, dengan menggunakan truk militer NPS dan duduk di bagian belakang truk bersama rekan-rekannya," tutur Refki dalam keterangannya, Rabu (11/11/2020). 

Refki menyebut, memasuki pukul 10.00 WIB saat melintas di Jalan Jatinegara, Jakarta Timur, Kopda ATY merekam video tersebut. Termasuk berucap sebagaimana simpatisan Rizieq Shihab.

"Dalam tata kehidupan militer, tindakan prajurit tersebut jelas bertentangan dengan hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 8 huruf a UU nomor 25 Tahun 2014 tentang Hukum Disiplin Militer dan akan dijatuhi sanksi sesuai dengan tingkat kesalahannya," jelas Refki.

Ribuan massa simpatisan pimpinan FPI Rizieq Shihab memadati depan Gate 1 Kedatangan Internasional Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta. Imbasnya, sejumlah fasilitas umum di kawasan tersebut rusak.

Terpantau, saat massa sudah meninggalkan lokasi dan yang tersisa adalah para penunggu penumpang lain, bangku gandeng yang terbuat dari besi, patah dan tak bisa digunakan lagi.

Seorang petugas kebersihan di area tersebut mengatakan, bila kerusakan tersebut akibat massa simpatisan Rizieq Shihab, bukannya memakainya untuk duduk, malah dipergunakan untuk berdiri.

"Ini kan buat empat orang, tadi pas ramai-ramai itu malah dipakai untuk berdiri ramai-ramai.Enggak kuat jadinya patah kaki-kakinya," ungkap petugas kebersihan yang enggan disebutkan namanya, Selasa (10/11/2020).

Terlihat, ada lebih dari lima kursi gandeng yang rusak masih dibiarkan di posisi semula. Belum lagi, tempat tenant yang tertutup pagar gipsum, juga terlihat roboh sebagian, lantaran terdorong massa simpatisan Rizieq Shihab yang berjubel.

Lalu, bila dilihat di taman Terminal 3, tepatnya parkiran internasional, beberapa tanaman juga rusak akibat terinjak-injak.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Bukan Karena Anarkis

Jelang pesawat yang membawa Rizieq Shihab tiba, ribuan massa Front Pembela Islam (FPI) sudah menduduki Gate 1 Kedatangan Internasional Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Selasa (10/11/2020).
Jelang pesawat yang membawa Rizieq Shihab tiba, ribuan massa Front Pembela Islam (FPI) sudah menduduki Gate 1 Kedatangan Internasional Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Selasa (10/11/2020).

Vice Presiden PT Angkasa Pura II Yado Yarismano mengungkapkan, pihaknya akan segera melakukan penggantian terhadap sejumlah fasilitas publik yang rusak di area Terminal 3 Bandara Soetta. Dia juga mengatakan, kerusakan fasilitas publik itu, akibat banyaknya massa yang datang, kemudian dari segi tempat atau area kedatangan internasional Gate 1 Terminal 3 yang tak bisa menampung.

"Massanya kan banyak sekali, jadi bangku yang rusak itu sama mereka dipakai untuk berdiri. Kepingin lihat dengan jelas, enggak kuat, jadi patah," ungkap Yado.

Yado juga memastikan, kerusakan beberapa fasilitas tersebut bukan karena massa simpatisan bentrok atau tidak terkendali, melainkan jumlah massa yang membeludak.

"Ini bukan kejadian anarkis, karena padat sekali orang di sana. Massa banyak sekali, simpatisan banyak sekali," jelasnya.

Untuk sarana publik yang mengalami kerusakan tersebut, Yado memastikan akan segera mengganti dengan fasilitas serupa yang baru.

"Langsung, kita replace dengan yang baru," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya