Kata Mensos Risma Soal Video Viral Diduga Penjarahan Bantuan Gempa Sulbar

Risma menilai peristiwa yang terlihat dalam video viral diduga penjarahan bantuan gempa Majene, Sulbar adalah hal wajar.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 17 Jan 2021, 05:25 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2021, 05:25 WIB
Mensos Tri Rismaharini
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Risma. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Risma buka suara terkait video viral diduga penjarahan bantuan gempa Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar). Menurut dia, hal itu lumrah terjadi karena banyak toko kebutuhan pokok yang tutup.

Namun Risma meluruskan, bahwa peristiwa yang diduga terjadi di Majene, Sulbar itu bukanlah aksi penjarahan terhadap bantuan gempa.

"Sekali lagi (video yang beredar) itu bukan penjarahan. Kalau enggak salah (video itu kejadiannya) di Majene, tadi juga sempat lihat videonya. Jangan sampai terkesan seolah itu ada yang salah," kata Risma di Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (16/1/2021).

Risma mengatakan, setelah gempa yang mengguncang Sulawesi Barat merontokkan sejumlah bangunan, terutama di Mamuju, banyak warga yang mengungsi ke atas gunung karena khawatir dengan gempa susulan dan tsunami. Pasar dan toko juga tutup sehingga warga tidak bisa membeli kebutuhan pokok.

Di sisi lain, lanjut Risma, akses untuk mendistribusikan bantuan kepada warga terdampak gempa terputus karena adanya longsoran di beberapa titik. Sehingga, bantuan yang dikirim dari Makassar dan Palu agak lambat sampai ke lokasi pengungsian.

"Kemarin itu (akses) terputus antara Makassar dengan Mamuju karena ada longsoran. Mungkin sekarang sudah dikerjakan (pembersihan material longsoran di jalan), sehingga bahan kebutuhan pangan kita (bantuan), itu harus memutar (dan memakan waktu tempuh tambahan) kurang lebih enam jam," ujar Risma.

Mantan Wali Kota Surabaya itu menyebut, bantuan yang semestinya sudah tiba di Mamuju pada Jumat kemarin baru bisa sampai di lokasi pada Sabtu pagi.

Dia menduga, karena itulah beberapa warga terdampak yang sudah lama menunggu bantuan kemudian menghentikan kendaraan pembawa bantuan di jalan, seperti dalam video yang beredar.

"Saya rasa itu lumrah, karena mungkin mereka sudah kelaparan," tandasnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Polisi Turun Tangan

Tangkapan layar video penjarahan bantuan untuk korban gempa di Majene dan Mamuju, Sulbar, yang disebut terjadi di Tapallang. (Foto: Liputan6.com/Tangkapan Layar Video)
Tangkapan layar video penjarahan bantuan untuk korban gempa di Majene dan Mamuju, Sulbar, yang disebut terjadi di Tapallang. (Foto: Liputan6.com/Tangkapan Layar Video)

Sebuah video pendek viral di media sosial. Video berdurasi 30 detik menunjukkan aksi sejumlah warga mengambil paksa bantuan yang disebut akan disalurkan ke korban gempa di Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.

"Hati-hati buat teman-teman yang membawa donasi ke Mamuju. Ada info di Majene tapatnya di Tapallang ada pemberhentian mobil donasi," begitu takarir yang dituliskan dalam berbagai unggahan di Facebook dan Instagram.

Kabid Humas Polda Sulbar, AKBP Syamsu Ridwan mengatakan kepolisian akan menyelidiki lokasi dan kebenaran ikhwal video pendek penjarahan bantuan untuk korban gempa yang telah viral di berbagai platform media sosial itu.

"Perlu penyelidikan dulu terkait kejadian tersebut kapan dan dimana terjadi. Kami belum bisa memastikan," kata Syamsu saat dikonfirmasi, Sabtu (16/1/2021).

Syamsu pun mengimbau agar setiap kendaraan yang membawa sembako via darat agar melapor ke Polsek setempat untuk mendapat pengawalan khusus.

"Disarankan agar setiap mobil yg akan membawa bantuan ke mamuju agar lapor ke polres atau polsek setempat utk mendapatkan pengawalan dan bantuan bisa disalurkan secara terpusat di posko yang aa di belakang kantor gubernur Sulbar," jelasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya