BPPTKG Pakai Drone untuk Pantau Awan Panas Gunung Merapi, Apa Hasilnya?

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menggunakan drone untuk memantau Gunung Merapi.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jan 2021, 07:32 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2021, 07:32 WIB
Banner Infografis Rentetan Awan Panas dan Lava Pijar Gunung Merapi. (AFP/Agung Supriyanto)
Banner Infografis Rentetan Awan Panas dan Lava Pijar Gunung Merapi. (AFP/Agung Supriyanto)

Liputan6.com, Jakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menggunakan drone untuk memantau Gunung Merapi. Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida mengatakan pihaknya telah melakukan perhitungan jarak luncur maksimal awan panas guguran yang selama ini dikeluarkan oleh Gunung Merapi. Pemantauan ini dilakukan dengan drone yang mengambil foto udara situasi Sungai Boyong.

"Hasil foto udara menunjukkan jarak luncur awan panas pada 27 Januari 2021 mencapai 3,5 km untuk jarak miring atau 3,2 km jika dihitung jarak horizontal. Jarak luncur awan panas guguran masih dalam rekomendasi jarak bahaya yang telah ditetapkan, yaitu pada jarak maksimum 5 km dari puncak Gunung Merapi," ujar Hanik, Jumat (29/1/2021).

Hanik menjabarkan bahwa awan panas guguran sudah terjadi sejak tanggal 7 Januari 2021. Hanik merinci pada Rabu, 27 Januari 2021, Gunung Merapi bahkan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak 52 kali.

Awan panas diprediksi masih berpotensi terjadi di Gunung Merapi. Daerah yang berpotensi bahaya awan panas guguran dan guguran lava adalah alur Kali Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km.

Sedangkan peluang terjadinya erupsi eksplosif juga masih mungkin terjadi di Gunung Merapi. Potensi bahaya erupsi eksplosif ini berupa lontaran material vulkanik dalam radius 3 km dari puncak.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Imbauan pada Masyarakat

Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya tersebut, mengingat awan panas guguran dan lahar hujan dapat terjadi sewaktu-waktu.

"BPPTKG terus melakukan pemantauan aktivitas Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera kami tinjau kembali," pungkas Hanik.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya