BPOM Minta Proses Skrining Vaksinasi Covid-19 pada Lansia Dilakukan dengan Baik

Untuk itu, Penny mengatakan bahwa BPOM telah memberikan infomasi atau fact sheet kepada tenaga kesehatan sebagai acuan sebelum melaksanakan vaksinasi Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Feb 2021, 14:17 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2021, 14:17 WIB
Vaksinasi Covid-19 Nakes Lansia Tahap Pertama
Petugas medis menunjukkan jarum suntik dan vaksin Covid-19 di Puskesmas Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (9/2/2021). Kementerian Kesehatan memulai vaksinasi Sinovac untuk tenaga kesehatan di atas 60 tahun setelah BPOM mengeluarkan izin penggunaan vaksin untuk lansia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengimbau para tenaga kesehatan untuk berhati-hati sebelum mengizinkan kelompok lanjut usia (lansia) disuntik vaksin Sinovac. Penny meminta tenaga kesehatan untuk betul-betul melakukan skrining penyakit penyerta atau komorbid para lansia calon penerima vaksin.

“Proses skrining (deteksi dini) menjadi sangat penting sebelum dokter memutuskan untuk memberikan persetujuan vaksinasi,” kata Penny dalam keterangan tertulisnya, Rabu (10/2/2021).

Ikuti cerita dalam foto ini https://story.merdeka.com/2303605/volume-5

Untuk itu, Penny mengatakan bahwa BPOM telah memberikan infomasi atau fact sheet kepada tenaga kesehatan sebagai acuan sebelum melaksanakan vaksinasi.

“Ini dapat digunakan sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dan vaksinator dalam melakukan skrining sebelum pelaksanaan vaksinasi,” ujarnya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Buat Manajemen Risiko

Menurutnya, para dokter atau tenaga kesehatan perlu membuat manajemen risiko. Manajemen risiko itu sebagai langkah antisipasi dan mitigasi bila terjadi hal yang tidak diinginkan setelah vaksinasi. Sehingga, penyediaan akses pelayanan medis dan obat-obatan untuk penanganan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang serius harus disiapkan dari sekarang.

"Penyelenggara vaksinasi perlu memberi perhatian lebih kepada lansia yang akan divaksin. Kesiapsiagaan petugas kesehatan di lapangan juga merupakan hal yang sangat penting,” ujarnya.

Reporter: Rifa Yusya Adilah

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya