4 Hal Terkait Upaya dan Kendala Jokowi Bangun Lumbung Pangan di NTT

Jokowi menyebut bahwa masalah yang terjadi NTT adalah kurangnya pasokan air meski sudah ada embung.

oleh Maria Flora diperbarui 23 Feb 2021, 14:46 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2021, 14:46 WIB
jokowi
Presiden Jokowi menikmati keindahan Labuan Bajo dari Puncak Waringin, NTT, Rabu (10/7/2019). (Biro Pers Setpers)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (23/2/2021) pagi. Salah satu tujuannya kali ini adalah meninjau lumbung pangan atau food estate di Desa Makata Keri, Kecamatan Katiku Tana, Kabupaten Sumba Tengah.

Ada sejumlah alasan yang membuat Jokowi memilih Sumba Tengah untuk dibangun lumbung pangan, yaitu melihat angka kemiskinan yang cukup tinggi.

"Kenapa di kerjakan di NTT, khususnya di kabupaten Sumba Tengah? Karena memang kita harus ngomong apa adanya Pak Bupati, Pak Gubernur, data yang saya miliki 34 persen kemiskinan ada di sini," jelas Jokowi usai meninjau langsung Food Estate di Kabupaten Sumba Tengah NTT, Selasa (23/2/2021).

Namun, satu yang kini menjadi tantangan Jokowi dalam membangun lumbung pangan di Sumba Tengah, yaitu kurangnya pasokan air.

Lantas, hal apa yang akan dilakukan pemerintah untuk mengatasi persoalan tersebut? Berikut sejumlah hal di balik alasan Jokowi membuat lumbung pangan di Sumba Tengah, NTT dihimpun Liputan6.com:

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Angka Kemiskinan di NTT Cukup Tinggi

Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo saat meninjau Labuan Bajo, NTT (Dok.Instagram/@sekretariat.kabinet/https://www.instagram.com/p/Bzu55VIgsZZ/Komarudin)

Desa Makata Keri, Kecamatan Katiku Tana, Kabupaten Sumba Tengah akan menjadi lokasi dibangunnya food estate atau lumbung pangan yang menjadi program jangka panjang pemerintah untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Ada pun alasan Jokowi mengapa memilih Sumba Tengah lantaran 34 persen angka kemiskinan di Indonesia berada di Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal ini diungkap Jokowi dihadapan Pak Gubernur dan Bupati setempat saat meninjau langsung lokasi hari ini, Selasa (23/2/2021).

Belum lagi, lanjut Jokowi, panen padi yang ada di Sumba Tengah hanya terjadi setahun sekali. Untuk itu, pemerintah membangun food estate agar dalam setahun dapat dua kali panen yakni, padi dan jagung atau kedelai.


Pasokan Air Kurang

Presiden Jokowi di NTT
Presiden Jokowi Bersama Gubernur NTT, Viktor Laiskodat dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto Saat Meninjau Tambak Garam di di Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Timur, NTT, Rabu (21/8/2019). (Foto: Biro Pers Setpres)

Kurangnya pasokan air disebut Jokowi akan menjadi salah satu kendala meski lumbung pangan telah dibangun. Untuk itu pihaknya berencana membangun bendungan untuk mengatasi masalah tersebut. 

"Saya sudah perintahkan Pak Menteri PU tadi untuk dilihat kemungkinan dibangun waduk atau bendungan kemudian tambahan untuk embung dan juga sumur bor," ujarnya.

"Dikuti dengan nanti Kementerian Pertanian untuk membantu kekurangan-kekurangan alsintan, traktor terutama di sini sangat dibutuhkan sekali," sambung Jokowi.

Saat ini food estate di Sumba Tengah baru seluas 5.000 hektare dimana 3.000 hektare ditanam padi dan sisanya ditanam jagung. Jokowi memastikan pemerintah akan memperluas lahan food estate menjadi 10.000 hektare.

"Saya meyakini food estate yang ada di Kalimantan Tengah, food estate yang ada di Sumatera Utara dan food estate yang ada di NTT ini akan bisa kita membangun sebuah ketahanan pangan yang baik untuk negara kita," tutur Jokowi.


Akan Dibangun Bendungan

Jokowi Beri Arahan di Rakornas Karhutla 2020
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan pengarahan kepada para peserta Rapat Koordinasi Nasional Kebakaran Hutan dan Lahan 2020 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (6/2/2020). Jokowi memperingatkan Polri dan TNI untuk menindak tegas pelaku pembakaran hutan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

ketersediaan air, seperti diungkap di awal pembahasan, menjadi salah masalah pengelolaan lumbung di Sumba Tengah, NTT. Padahal, menurut Jokowi, oleh pemerintah telah dibangun sumur bor serta embung yang cukup besar untuk menampung pasokan air.

Nyatanya, ketersediaan air untuk mengelola dinilai masih kurang dan belum cukup. Karenanya pemerintah berniat untuk membangun sumber air lain untuk mengatasi persoalan tersebut.

"Tadi Pak Bupati masih minta tambah lagi, Pak Gubernur (NTT)  juga minta dibuatkan satu bendungan untuk di Kabupaten Sumba Tengah dan sekitarnya," ujarnya.

Terkait hal ini, Jokowi pun telah memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono untuk mengkaji kemungkinan dibangunnya waduk atau bendungan di Sumba Tengah.


Akan Disediakan Traktor

Presiden Jokowi Kunjungan Kerja ke Jawa Timur
Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Jawa Timur, Kamis (25/6/2020). Jokowi akan memberikan arahan terkait penanganan virus corona yang terus meningkat di Jawa Timur. (Dok Biro Pers Istana)

Selain itu, Jokowi juga meminta Kementerian Pertanian membantu menyediakan alat mesin pertanian (alsintan).

"Saya sudah perintahkan tadi Pak Menteri PU untuk dilihat kemungkinan dibangun waduk atau bendungan, kemudian tambahan untuk embung dan juga sumur bor. Diikuti nanti Kementerian Pertanian untuk membantu alsintan, traktor terutama di sini sangat dibutuhkan sekali," jelasnya.

Saat ini, Indonesia memiliki tiga lokasi food estate yang terletak di Pulang Pisau Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, dan Kabupaten Sumba Tengah NTT. Jokowi berharap kehadiran food estate tersebut dapat membangun ketahanan pangan nasional.

"Saya rasa kalau ini kita kerjakan, saya yakin food estate yang ada di Kalteng, food estate yang ada di Sumut dan juga food estate yang ada di NTT ini akan bisa kita membangun ketahanan pangan yang baik untuk negara kita dan nanti akan kita fotocopy untuk juga di provinsi yang lain yang memiliki kesiapan," tutur Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya