KNKT Diminta Selidiki Alasan Trigana Air Lepas Landas dari Halim Perdanakusuma

Menurut Chappy, semua penerbangan publik sebaiknya dilakukan di Bandara Soetta, karena Bandara Halim Perdanakusuma merupakan area terbatas.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 21 Mar 2021, 21:42 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2021, 19:35 WIB
Ilustrasi - pesawat kargo Trigana Air tergelincir
Ilustrasi - pesawat kargo Trigana Air tergelincir. (Dok. Polda Papua)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat penerbangan Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim meminta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyelidiki alasan pesawat kargo Trigana Air 737-500 rute Jakarta-Makassar memilih lepas landas atau take off dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Pesawat Trigana Air dilaporkan tergelincir saat kembali ke Bandara Halim Perdanakusuma beberapa saat setelah lepas landas, Sabtu (20/3/2021). Pesawat tersebut memutuskan kembali mendarat karena ada masalah pada mesin. 

Menurut Chappy, saat ini tidak ada alasan untuk menggunakan Bandara Halim Perdanakusuma untuk penerbangan umum. Sebab, traffic di Bandara Soekarno-Hatta sedikit. Selain itu, Bandara Halim merupakan kawasan terbatas.

"Halim itu kan sebenarnya wilayah tertutup atau wilayah terbatas, restrict area. Dia tidak untuk publik kan. KNKT harus selidiki," kata Chappy dalam keterangan tertulis, Minggu (21/3/2021).

"Sekarang kan traffic sedikit, sehingga tidak ada alasan lagi untuk menggunakan Halim sebenarnya. Jadi ya sudah, penerbangan semua dari Soekarno-Hatta saja," imbuh mantan Kepala Staf TNI AU itu.

Chappy menjelaskan, Halim Perdanakusuma termasuk dalam bandara khusus yang bisa digunakan untuk misi pertahanan udara.

"Jadi kalau sebenarnya enggak terpaksa, jangan dipakai dong. Kalau dipakai dan terjadi kayak kemarin, keluar landasan, kan bahaya banget. Kan kadang-kadang ada pesawat Sukhoi, F-16, dan itu bahaya," katanya.

Investigasi tergelincirnya pesawat Trigana Air sudah mulai dilakukan oleh KNKT. Investigasi dipimpin oleh Ketua Sub-Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Kapten Nurcahyo Utomo.

Hari ini, bersama dengan sejumlah anggota tim, KNKT melakukan pemeriksaan pesawat. Namun sejauh mana proses investigasi, hingga kini belum ada keterangan resmi.

"Kegiatan investigasi tim penerbangan KNKT yang dipimpin oleh Capt Nurcahyo bersama anggota Chaerudin, Henry, Apib terkait kecelakaan Boeing 737-400F yang dioperasikan PT Trigana Air," tulis Instagram KNKT seperti dikutip, Minggu (21/3/2021).

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Kronologi Trigana Air Tergelincir di Bandara Halim

Sebelumnya, Executive General Manager Bandara Halim Perdanakusuma Marsma Pnb TNI Nandang Sukarna mengatakan, pesawat Trigana Air tergelincir setelah lepas landas dari Halim Perdanakusuma.

Pesawat yang diawaki empat kru itu awalnya lepas landas dari Bandara Halim Perdanakusuma pukul 10.55 WIB, namun beberapa saat setelahnya satu dari dua mesin pesawat mati.

"Setelah mengalami one engine fail, jadi engine nomor dua. Kemudian melakukan pendaratan dari runway ke taman sebetulnya, dibelokkan ke taman karena satu roda kendaraan mengalami kerusakan," kata Nandang di Jakarta Timur, Sabtu (20/3/2021).

Kerusakan pada ban membuat pendaratan tidak berjalan mulus sehingga pesawat tak sampai di ujung landasan pacu Bandara Halim Perdanakusuma yang panjangnya mencapai 3.000 meter.

Imbasnya badan pesawat kargo Trigana Air itu menghalangi landasan pacu sehingga tidak bisa digunakan untuk penerbangan dari dan menuju Bandara Halim Perdanakusuma.

"Kira-kira posisi pesawat dari landing, dari ujung runway berada di posisi 2.400 meter. Kemudian pada akhir pendaratan terjadi percikan api, dan sedikit terbakar, tapi tidak keseluruhan badan pesawat. Namun demikian kerusakan cukup berat," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya