Ganjar Minta KPAI Lebih Tegas Melarang Anak-Anak Terlibat Aksi Demo 

Keikutsertaan anak-anak dalam aksi demonstrasi beberapa waktu lalu di Pengadilan Negeri Jakarta Timur mengundang rasa prihatin Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 31 Mar 2021, 18:27 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2021, 18:27 WIB
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, saat melakukan pengecekan pelaksanaan vaksinasi anggota TNI di RST Wira Tamtama Semarang. (Foto: Liputan6.com/Felek Wahyu)
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, saat melakukan pengecekan pelaksanaan vaksinasi anggota TNI di RST Wira Tamtama Semarang. (Foto: Liputan6.com/Felek Wahyu)

Liputan6.com, Semarang Keikutsertaan anak-anak dalam aksi demonstrasi beberapa waktu lalu di Pengadilan Negeri Jakarta Timur mengundang rasa prihatin Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Dirinya pun meminta Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) secara tegas melarang anak-anak terlibat dalam aktivitas yang tidak sesuai umur, termasuk dalam aksi demonstrasi.

"Tadi saya ketemu Ketua KPAI dan kita diskusi banyak soal isu anak-anak, khususnya soal kekerasan anak yang perlu pendampingan. Tadi saya sampaikan, anak-anak juga harus dilindungi dari aktifitas-aktifitas yang tidak sesuai umurnya. Misalnya mereka ikut demo dan sebagainya," kata Ganjar usai bertemu dengan Ketua KPAI, Susanto saat datang ke kantor Ganjar, Rabu (31/3). 

KPAI lanjut Ganjar harus berani melakukan pelarangan terlibatnya anak-anak dalam aksi demonstrasi. KPAI juga diminta terus melakukan edukasi pada orang tua, agar anak tidak dilibatkan dalam kepentingan politik tertentu.

"Kalau ada kepentingan politik, anaknya ndak usah diajak lah. Apalagi belum cukup umur," tegasnya.

Dari diskusi itu lanjut dia, KPAI ternyata sudah mulai konsen terkait persoalan itu. Ketika ada anak yang diajak demo, KPAI merespon dengan memanggil orang tuanya atau kelompoknya untuk diberikan penjelasan.

"Itu sudah bagus, tapi baru sampai level itu. Saya kira harus lebih dari itu, harus dilakukan pelarangan. Apalagi sekarang momentum pandemi, maka tidak boleh dan diperketat. Kalau aturannya tidak boleh, kan tidak ada demo. Anak-anak jadi tidak ikut," terangnya.

Ganjar Soroti Paham Radikalisme

Selain itu, Ganjar juga menyoroti terkait ancaman paham radikal yang terus dipaparkan pada anak-anak. Karena selain persoalan kekerasan, perlindungan anak akan paham-paham radikal juga harus mendapat perhatian.

"Di sini kita bicara bagaimana pendidikan anak yang kita harapkan sesuai dengan mimpinya para pendiri bangsa. Sesuai konstitusi. Maka kalau ada paham-paham yang tidak sesuai Pancasila diberikan pada anak, saya sampaikan pada KPAI agar kita mengawasi bersama," tegasnya.

Maka Ganjar mendukung upaya pembentukan KPAI di daerah. Hal itu menurutnya bisa membuat pengawasan dan perlindungan semakin baik, karena cover areanya menjadi lebih kecil.

"Baik juga KPAI membuat kanal pengaduan, sehingga respon yang berkaitan dengan anak-anak bisa disalurkan. Kita harus duduk bersama cari solusi. Intinya memang harus ada edukasi dari sana-sini," pungkasnya.

 

KPAI Terjunkan Tim Pengawasan

Sementara itu, Ketua KPAI, Susanto sepakat dengan Ganjar bahwa anak-anak harus dilindungi dari aktivitas-aktivitas yang tidak sesuai dengan umurnya. Untuk itu, kasus anak-anak yang terlibat aksi demo di Jakarta belum lama ini, mendapat sorotan.

"Kami terjunkan tim untuk pengawasan. Kami juga panggil orang tua mereka dan kelompok-kelompok mereka untuk diberikan edukasi," katanya.

Sekadar diketahui, sejumlah anak-anak terlibat aksi demonstrasi sidang Habib Rizieq di PN Jakarta Timur. Polisi kemudian mengambil tindakan tegas dengan memulangkan mereka. Sebelum-sebelumnya, aksi demonstrasi Omnibus Law di sejumlah daerah juga diikuti oleh anak-anak SMP dan SMK.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya