Jokowi Siap Tindak Tegas Organisasi Keagamaan yang Menyimpang

Dia menambahkan, organisasi berbasis keagamaan justru seharusnya dapat menjunjung tolerasi dan inklusif.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 07 Apr 2021, 12:06 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2021, 12:06 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan, pemerintah akan menindak tegas segala bentuk intoleransi yang dilakukan oleh siapa pun, termasuk organisasi berbasis keagamaan. Menurut Jokowi, jika dibiarkan hal tersebut dapat merusak persatuan dan keutuhan bangsa.

"Beberapa kali sudah disampaikan, pemerintah akan bersikap tegas terhadap segala bentuk intoleransi yang merusak sendi-sendi kebangsaan kita. Oleh karena itu kita harus meningkatkan moderasi yang mendukung persatuan dan kesatuan," tegas Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional ke-IX Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) secara daring, Rabu (7/4/2021).

Dia menambahkan, organisasi berbasis keagamaan justru seharusnya dapat menjunjung tolerasi dan inklusif. Sebab jika yang dilakukan adalah hal sebaliknya, maka diyakini dapat memicu perpecahan.

"Praktik-praktik keagamaan yang ekslusif dan tertutup harus kita hindari, karena sikap ini pasti akan memicu penolakan dan pertentangan-pertentangan," jelas Jokowi.

Presiden pun mewanti-wanti kepada kelompok masyarakat dan organisasi berbasis keagamaan untuk jangan pernah berprinsip di luar kebhinekaan. Khususnya LDII, Jokowi berpesan agar bisa turut seragam menjaga kesejukan bersama dengan organasasi Islam lainnya.

"Jangan ada sedikit pun pandangan untuk menjauh dari kelompok-kelompok Islam yang lainnya, kita harus berpedoman pada ajaran keagamaan yang sejuk, yang ramah, mengedepankan toleransi serta menjauhi sikap yang tertutup, ekslusif," tegas Jokowi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Meningkatkan Toleransi

Oleh karena, itu Presiden mengajak jajaran pimpinan, keluarga besar LDII untuk selalu menyuarakan dan meningkatkan toleransi dalam kehidupan sosial keagamaan.

"Untuk selalu melaksanakan sikap terbuka terhadap perbedaan-perbedaan untuk bergaul, bergotong-royong bersama dalam perbedaan, termasuk perbedaan pandangan keagamaan," jelas Presiden.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya