Kemdikbudristek Tegaskan Tak Benar Dosen Kehilangan Mata Kuliah di Kampus Merdeka

Dosen akan menjadi pendamping bagi mahasiswa dalam menemukan potensinya pada usia produktif.

oleh Muhammad Ali diperbarui 04 Mei 2021, 04:22 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2021, 04:22 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim memperkenalkan konsep Kampus Merdeka.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim memperkenalkan konsep Kampus Merdeka. (Foto: Kemendikbud)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) Nizam mengatakan tidak benar dosen perguruan tinggi akan kehilangan mata kuliah dalam penerapan program Kampus Merdeka.

"Dosen khawatir kehilangan mata kuliahnya dengan penerapan Kampus Merdeka. Padahal itu tidak benar sama sekali,” ujar Nizam dalam Knowledge Sharing Forum ke-19 yang diselenggarakan Universitas Terbuka yang dipantau di Jakarta, Senin (3/5/2021).

Hal itu berdasarkan pemetaan yang dilakukan Kemendikbudristek dengan responden dengan 80.000 mahasiswa. Dia menambahkan meski Kampus Merdeka diterapkan, dosen tetap memiliki tugas dan tidak akan kehilangan mata kuliahnya.

"Ada keengganan dari para dosen untuk melepas adik-adiknya untuk melepaskan sarang, untuk belajar terbang dengan tetap dikawal dengan para dosen,” tambah dia.

Dosen akan menjadi pendamping bagi mahasiswa dalam menemukan potensinya pada usia produktif. Kendati demikian, Nizam mengakui bahwa memang masih banyak yang salah persepsi dengan program Kampus Merdeka itu.

Kemdikbudristek menganggarkan dana hingga Rp 1 triliun untuk penerapan program Kampus Merdeka. Anggaran tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan juga dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Pertukaran Kampus Merdeka

Sejumlah program Kampus Merdeka yang sudah berjalan yakni Kampus Mengajar yang diikuti 15.000 mahasiswa, yang mendampingi pembelajaran siswa di daerah terluar, terdepan dan tertinggal (3T). Selanjutnya program Magang Kampus Merdeka yang diikuti 16.000 mahasiswa. Magang dilakukan di kedutaan asing, industri maupun lembaga nonprofit.

"Semester depan banyak sekali program kita siapkan. Banyak sekali program yang disiapkan untuk mahasiswa. Pelaksanaan Pertukaran Kampus Merdeka yang mana mahasiswa Aceh melakukan pertukaran ke Papua, dan sebaliknya," katanya yang dikutip dari Antara.

Bahkan, lanjut Nizam, untuk pertukaran mahasiswa akan ditingkatkan ke pertukaran internasional. Tujuannya agar mahasiswa juga memiliki jejaring internasional. Demikian juga untuk dosen untuk melakukan berbagai macam aktivitas di luar kampus.

"Semester depan, akan semakin banyak program Kampus Merdeka yang bisa kita lakukan,” imbuh dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya