Polemik Bipang Ambawang, Pengamat: Pidato Jokowi Harus Sesuai Momentum, Bukan Sekedar Isi

Hendri menilai pidato Jokowi yang mempromosikan bipang Ambawang tidak tepat saat disampaikan di momen Lebaran.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 09 Mei 2021, 13:30 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2021, 13:30 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapatkan laporan dari Kepala BNPB Doni Monardo tentang gempa Magnitudo 6,1 yang terjadi di Jawa Timur, 10 April 2021 kemarin. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Lukas)

Liputan6.com, Jakarta Pengamat Komunikasi Politik Hendri Satrio menyayangkan pidato Presiden Jokowi yang mempromosikan Bipang Ambawang khas Kalimantan di momentum Lebaran. Menurut dia, pidato yang disampaikan Presiden seharusnya sesuai dengan momen dan dikroscek berkali-kali.

"Presiden kan influencer nomor satu di Indonesia. Kalau mau menggemparkan ya memang harus Presiden (yang berbicara). Hanya memang cek and ricek sesuai dengan momennya dan situasinya juga. Jadi memang harus dipelajari lagi, bukan sekedar isi," jelas Hendri saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (9/5/2021).

Dia menilai pidato Jokowi yang mempromosikan bipang Ambawang tidak tepat saat disampaikan di momen Lebaran. Pasalnya, masih banyak kuliner khas Kalimantan yang bisa dipromosikan oleh Jokowi, selain bipang.

"Banyak yang lain selain Bipang, banyak kuliner lain selain Bipang. Jadi seolah-olah seperti terbatas juga kemampuannya, kalau di Kalimantan cuma bipang enggak juga. Saya pernah makan kepiting kenari, itu luar biasa juga," katanya.

Hendri pun menyoroti kinerja tim komunikasi Presiden sebab bukan kali ini saja Jokowi blunder saat berbicara di depan publik.

Dia meminta tim komunikasi Jokowi lebih memperhatikan situasi dan kondisi saat menyiapkan naskah pidato untuk Presiden.

"Tim komunikasi Pak Jokowi harus lebih komprehensif memperhatikan situasi dan kondisi," ucap Hendri.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Mendag Minta Maaf atas Pernyataan Jokowi

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) M Lutfi secara terbuka meminta maaf kepada masyarakat luas mengenai pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal Bipang Ambawang yang viral.

Dalam video yang beredar, Jokowi terkesan mempromosikan Bipang Ambawang, kuliner khas Kalimantan Barat, yag dikaitkan dengan belanja kuliner daerah di momen lebaran. 

Bipang sendiri merupakan makanan yang bahan utamanya adalah daging babi muda. Karena cita rasanya yang khas, bipang akhirnya dikemas dan dijadikan makanan oleh-oleh di Pontianak.

Mendag menegaskan, pernyataan Presiden Jokowi tersebut harus dimaknai secara luas. Dalam hal ini, tidak ada maksud apapun oleh Jokowi untuk mempromosikan makanan khas Pontianak tersebut.

"Pernyataan Pak Presiden yang ada dalam video tersebut mengajak masyarakat Indonesia untuk mencintai dan mebeli produk lokal. Pernyataan itu ditujukan ke seluruh masyarakat Indonesia yang terdiri dari beragam suku agama, budaya, yang memliki kekayan kuliner nusantara. Setiap makanan memilki kekhasan dan menjadi makanan favorit lokal," kata Mendag, Sabtu 8 Mei 2021.

Dalam video yang beredar, sebenarnya konteks utuhnya yaitu Presiden Jokowi mengajak masyarakat untuk tidak mudik. Jika rindu akan makanan kampung halaman, Jokowi mengajak masyarakat untuk membelinya secara online dan bisa dijadikan sebagai bingkisan lebaran.

Tidak hanya Bipang Ambawang, Jokowi juga menyebutkan Gudeng Jogja, Bandeng Semarang, Siomay Bandung, Pempek Palembang, dan berbagai kuliner nusantara lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya