Jubir Presiden Jokowi soal Indonesia Turun Status: Tetap Optimis

Fadjroel Rachman, menanggapi kabar turunnya status ekonomi Indonesia menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 08 Jul 2021, 17:20 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2021, 17:20 WIB
Pembangunan Sirkuit Mandalika untuk MotoGP Indonesia Hampir 50 Persen
Foto aerial perkembangan pembangunan Sirkuit Jalan Raya Mandalika yang berada di dalam Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Kamis (14/1/2021). Mandalika Grand Prix Association (MGPA) mengabarkan perkembangan pembangunan Sirkuit sudah mencapai 42,98 persen. (foto dok MGPA)

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman, menanggapi kabar turunnya status ekonomi Indonesia menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah.

Menurut dia, laporan itu tengah dipelajari pemerinah, khususnya bagaimana efek dari pandemi Covid-19 yang begitu dahsyat.

"Pemerintah mempelajari dengan seksama laporan tersebut dan yakin dengan kerja keras penanganan pandemi di bidang kesehatan, perlindungan sosial dan pemulihan ekonomi khususnya UMKM, akan mendorong pertumbuhan ekonomi 5-7% pada 2021," kata Fadjroel saat dikonfirmasi, Kamis (8/7/2021).

Fadjroel percaya, jika strategi pemerintah berhasil mendongkrak kelompok kecil dan menengah, maka hal itu akan berbuah kesejahteraan sosial-ekonomi seperti sebelumnya.

"Jadi sampai saat ini Presiden Jokowi masih menetapkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5-7% pada 2021. Mengingat kecenderungan ke arah positif pada awal kuartal 2021," jelas dia.

Menurut Fadjroel, Presiden Jokowi sendiri memiliki strategi khusus untuk menyikapi laporan tersebut. Pertama, menjaga kesehatan, kedua membuat perlindungan sosial dan ketiga memulihkan situasi ekonomi khususnya UMKM.

"Ada 3 strategi, kesehatan, perlindungan sosial dan pemulihan ekonomi khususnya UMKM," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Indonesia Turun Status

Indonesia turun peringkat menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah (lower middle income). Hal ini didasarkan pada laporan Bank Dunia, dimana Gross National Income (GNI) Indonesia hanya mencapai USD 3.979 per kapita.

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan, hal tersebut tidak mengherankan karena kondisi ekonomi Indonesia yang dilanda pandemi Covid-19.

"Itu sudah bisa diperkirakan sejak 2020 karena ekonomi Indonesia menurun akibat pandemi. Posisi Indonesia juga cukup berat keluar dari jebakan kelas menengah," kata Bhima saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (7/7/2021).

Bhima mengatakan, Indonesia akan tetap menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah dan tidak akan bisa menjadi negara berpendapatan atas di tahun 2045 jika tidak mengubah struktur ekonominya.

Saat ini, Indonesia masih memiliki struktur ekspor yang dominan bahan baku dan barang setengah jadi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya